Meulaboh, 3/2 (ANTARA Aceh)- Perum Bulog Meulaboh mempercepat penuntasan penyaluran beras miskin (raskin) reguler untuk menekan terjadinya gejolak kenaikan harga beras dalam beberapa Kabupaten di wilayah barat selatan Provinsi Aceh.

Kepala Sub Divisi Regional Perum Bulog Meulaboh M Junaidi di Meulaboh, Selasa mengatakan bahwa kenaikan harga beras dipicu oleh terjadinya gagal panen serta adanya tengkulak dari luar Aceh yang membeli produksi petani.

"Agar harga beras tidak terus naik harus segera kita tuntaskan penyaluran beras raskin, sebelum tengkulak dari luar Aceh masuk membeli beras petani pasti harga dipasar nantinya bisa lebih tinggi,"katanya.

Dia menyebutkan, dengan dipercepat penyaluran beras raskin tentunya Bulog akan mempercepat pula membelian beras petani lokal karena saat ini sebagian daerah sudah memasuki musim panen rendengan.

Kata dia, kondisi saat ini malahan cenderung membuat harga beli beras akan rendah, baik harga tampung di Bulog maupun harga jual beras dipasar karena produksi melimpah terlihat dari kondisi area sawah petani.

Kenaikan harga beras yang terjadi sejak Januari 2015 secara fluaktif belum berdampak pada kenaikan harga beras di pasar Meulaboh, meskipun sempat terjadi kenaikan namun segera dapat ditekan dengan operasi pasar.

"Diwilayah kita tidak ada tengkulak penimbun beras karenanya harga tetap masih stabil, kenaikan beberapa waktu lalu karena memang saat itu tidak ada penyaluran raskin 12,13 dan 14,"tegasnya.

Lebih lanjut dikatakan, penyaluran raskin reguler sejak Januri 2015 sudah keluar 1.000 ton untuk tiga kabupaten yakni Aceh Barat, Aceh Jaya, Nagan Raya, total yang rencana dikucurkan sebanyak 637.950 ton/bulan.

Kata Junaidi, Bulog Meulaboh masih membeli beras petani kualitas medium seharga Rp6.600/kg sementara harga dipasar masih bertahan Rp7.800 sampai Rp8.000/kg, harga ini masih normal dibandingkan awal tahun 2015.

Dirinya juga meyakinkan masyarakat kawasan itu untuk ketersediaan stok beras di Perum Bulog masih aman sampai empat bulan kedepan yakni masih tersimpan sekitar 3.000 ton lebih.

Junaidi juga menjelaskan terhadap rencana pengalihan raskin kepada (E-Monay) atau raskin menjadi uang elektronik menurutnya tidak akan efektif karena masyarakat membutuhkan beras bukan berbentuk uang.

"pertama karena masyarakat kebutuhanya adalah beras, begitu juga Bulog sendiri mungkin tidak lagi membeli beras petani, jadi mungkin akan sedikit sulit mengontrol harga beras,"katanya menambahkan.

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015