Sebanyak 30 narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lhokseumawe mengikuti pelatihan kerajinan tangan agar mereka memiliki keterampilan setelah bebas serta mencegah mereka kembali ke penjara.
"Para napi perlu memiliki keterampilan hidup. Alasan terjadinya residivis atau kejahatan kembali yakni karena tidak memiliki keahlian saat bebas setelah menjalani hukuman. Oleh sebab itu, mereka kami latih," kata Kepala Lapas Kelas IIA Lhokseumawe Nawawi di Lhokseumawe, Rabu.
Nawawi menyebutkan Lapas Lhokseumawe bekerja sama dengan usaha suvenir di Lhokseumawe dan lembaga pendidikan vokasi melatih kerajinan kepada para narapidana.
"Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memberikan bekal ilmu dan kemampuan kepada nara pidana, agar mereka mempunyai keterampilan dan keahlian, terutama ketika merek bebas," tegas Nawawi.
Dengan bekal keahlian tersebut, kata Nawawi, para napi diharapkan mampu menghasilkan, untuk menjalani kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Jangan sampai setelah keluar tidak memiliki kemampuan apa-apa.
"Sebelumnya, Lapas Lhokseumawe juga melatih menjahit dan perbengkelan," sebutnya.
Menurut Nawawi, salah seorang napi di Aceh Utara telah mampu membuka usaha menjahit setelah keluar dari Lapas. Padahal, sebelumnya dia tidak memiliki keahlian menjahit.
"Semoga saja kegiatan ini dapat bermanfaat kepada warga binaan dan dapat menyatu dengan masyarakat lingkungan," kata Nawawi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Para napi perlu memiliki keterampilan hidup. Alasan terjadinya residivis atau kejahatan kembali yakni karena tidak memiliki keahlian saat bebas setelah menjalani hukuman. Oleh sebab itu, mereka kami latih," kata Kepala Lapas Kelas IIA Lhokseumawe Nawawi di Lhokseumawe, Rabu.
Nawawi menyebutkan Lapas Lhokseumawe bekerja sama dengan usaha suvenir di Lhokseumawe dan lembaga pendidikan vokasi melatih kerajinan kepada para narapidana.
"Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memberikan bekal ilmu dan kemampuan kepada nara pidana, agar mereka mempunyai keterampilan dan keahlian, terutama ketika merek bebas," tegas Nawawi.
Dengan bekal keahlian tersebut, kata Nawawi, para napi diharapkan mampu menghasilkan, untuk menjalani kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Jangan sampai setelah keluar tidak memiliki kemampuan apa-apa.
"Sebelumnya, Lapas Lhokseumawe juga melatih menjahit dan perbengkelan," sebutnya.
Menurut Nawawi, salah seorang napi di Aceh Utara telah mampu membuka usaha menjahit setelah keluar dari Lapas. Padahal, sebelumnya dia tidak memiliki keahlian menjahit.
"Semoga saja kegiatan ini dapat bermanfaat kepada warga binaan dan dapat menyatu dengan masyarakat lingkungan," kata Nawawi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021