Meulaboh (ANTARA Aceh) - Harga beli karet basah di tingkat petani di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, Rp7.500 atau mengalami kenaikan 1,5 persen dari harga sebelumnya Rp6.900 per kilogram, karena permintaan meningkat sementara produksi petani menurun.
     
Ibnu Hajar, salah seorang penderes di Meulaboh, Senin mengatakan, naiknya harga tampung pembelian karet petani karena produksi mereka sudah sangat rendah dibandingkan saat harga karet ini bertahan Rp10.000 sampai Rp15.000 per kilogram.
     
"Sekarang para penampung lokal sulit mendapatkan getah karet karena banyak petani sudah berhenti sejak harga patah, kalau dulu saat harga tinggi dalam satu minggu bisa 2-3 kali kami menderes," katanya.
     
Ibnu Hajar adalah salah satu penderes di Kecamatan Meureubo, Aceh Barat yang saat ini sudah beralih profesi sebagai penjual sayur-sayuran semenjak harga karet anjlok hingga ke level terendah Rp5.500 per kilogram.
     
Sebagian besar masyarakat penderes karet kawasan tersebut sampai hari ini juga belum sepenuhnya masuk ke kebun untuk menderes karena masih melihat kondisi fluaktifnya harga, karena kenaikan tersebut bisa saja ulah penampung lokal yang sudah kehabisan stok.
    
Kebiasaanya apabila kondisi cuaca di musim penghujan harga jual getah karet akan turun seiring kondisi karet yang sedikit bercampur air, sehingga kualitas karet ini menjadi tolak ukur harga tampung di tingkat masyarakat bawah.
     
"Sementara apabila karet itu sudah dikirim ke Medan, Sumatera Utara harganya bisa berlipat-lipat, kalau disini harga tampung Rp15.000 mereka bisa menjual dengan harga Rp40-55 ribu per kilogram di sana," imbuhnya.
     
Kondisi tersebut diakibatkan oleh belum ada penampung lokal yang mampu mengstabilkan harga karet petani, terlebih lagi pabrik pengolah bahan mentah karet di Kecamatan Woyla juga belum mempengaruhi naik turunnya harga karet petani.
     
Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh Barat Nasrita mengatakan, mengenai harga beli karet di tingkat petani tersebut sulit untuk dikendalikan, karena itu dengan tuntasnya pabrik PT PBS diharapkan mampu memutuskan panjangnya mata rantai penjualan.
     
"Selain memutuskan mata rantai penjualan, nanti dengan sudah beroperasinya pabrik PT PBS ini akan menampung juga karet produksi petani. Apalagi bila pasar lelang sudah siap maka kami yakin petani mudah aksesnya," katanya.
     
Para petani di Aceh Barat sampai hari ini masih kesulitan memasarkan getah karet yang dideres, sehingga para tengkulak dapat mempermainkan harga yang bahkan cenderung harga karet tidak pernah bertahan pada setara ekonomis.
     
Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu daerah di Aceh yang memiliki lahan perkebunan karet dengan luas area 25.179 hektare dengan produksi 22.667 ton atau setara produktivitas 1,5 ton per hektare.

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015