Jambi (ANTARA) - Harga getah karet di tingkat petani sejak tiga minggu terakhir tak kunjung naik, membuat petani di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi menjerit.
"Terakhir harga getah karet naik pada awal bulan Agustus, dari Rp6.200 naik menjadi Rp6.500 per kilogram," kata Petani Karet di Kabupaten Batanghari Rudi di Batanghari, Sabtu.
Harga karet Rp6.500 per kilogram di tingkat petani tersebut dinilai petani sangat rendah. Hal tersebut tidak sebanding dengan proses penyadapan getah karet dan pendapatan yang di terima. Di tambah dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini.
Untuk mendapatkan penghasilan yang dapat mencukupi kebutuhan petani, setidaknya harga karet berada di angkat Rp9.000 per kilogram.
"Dalam satu minggu getah yang berhasil di sadap sekitar 80 kilogram dari satu hektare kebun, jika harga Rp6.500 penghasilan hanya sekitar Rp500 ribu," kata Rudi.
Di tambah lagi saat ini produksi getah alami penurunan. Hal itu dikarenakan saat ini pohon karet sedang alami proses pergantian daun, sehingga sangat mempengaruhi produksi getah.
Di jelaskan Rudi, harga getah karet Rp6.500 per kilogram tersebut jika petani menjual ke gudang pengepul getah atau biasa di sebut tokeh getah di daerah itu. Jika petani menjual kepada pengepul getah karet yang mendatangi lokasi perkebunan petani, getah karet hanya di hargai Rp5.500 bahkan sampai Rp6.000 per kilogram.
Petani karet di daerah itu berharap pemerintah dapat mengambil langkah untuk dapat meningkatkan harga karet. Sebab dengan kondisi harga getah karet saat ini petani harus mencari penghasilan lain untuk memenuhi kebutuhannya.