Meulaboh (ANTARA) - Harga tampung getah karet petani di Kabupaten Aceh Barat, saat ini terus mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp7.300/ kg menjadi Rp8.200/ kg seiring tingginya permintaan komoditas tersebut ditingkat agen penampung lokal.
"Hari ini Rp8.200 per kilogram, sudah harga jemput ke tempat. Kalau tiga minggu lalu masih di kisaran Rp7.300 per kilogram karena saat ini kebutuhan agen semakin banyak," kata penderes getah karet Aceh Barat, Abdul Jalil, di Meulaboh, Rabu.
Dalam beberapa pekan terakhir, kondisi harga tampung getah karet (50 persen bersih) hasil deresan petani terus menujukkan kenaikan harga secara berangsur, padahal harga komoditas itu pernah jatuh hingga kelevel terendah yakni Rp4.000/ kg pada pertengahan 2018.
Abdul Jalil memiliki kebun karet di Desa/ Gampong Pulo Tengoh, Kecamatan Meureubo, walau pun tidak begitu luas, karena hanya ditanami 150 batang karet, namun kebunnya itu bisa menghasilkan produksi getah karet 10 kilogram per hari.
Getah karet deresan petani saat ini, kualitasnya lumayan baik dibandingkan beberapa minggu lalu, sebab dalam dua pekan terakhir intensitas curah hujan tergolong sedikit, hanya terjadi saat malam hari sehingga getah karet tidak banyak bercampur air.
"Kalau getah karet banyak campuran air, maka bisa lebih murah karena beratnya pasti beda. Tetapi bila bersih (50 persen), harganya segitu kami beli karena kami jual lagi ke Medan," kata agen penampung karet lokal di Kecamatan Samatiga, Hamdan.
Kabupaten Aceh Barat hingga kini tercatat memiliki luas lahan kebun karet 24.385 hektare dengan produksi rata-rata 40,6 ton/ hektare per minggu, namun masih terdapat juga ribuan hektare kebun yang sudah tidak produktif dan menjadi semak.
Daerah ini dikenal sebagai salah satu daerah produsen getah karet mentah yang diekspor ke pasar Medan, Sumatera Utara karena di Provinsi Aceh tidak tersedia industri hilir semacam pabrik pengolah bahan baku karet menjadi produk industri.
Beruntung saat ini, pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan penggunaan karet alam sebanyak 2.542 ton sebagai bahan campuran aspal dalam penanganan jalan nasional tahun 2019.
Dengan demikian, pemerintah akan menyerap hasil getah karet alam di seluruh daerah sentra produksi karena penggunaan karet tersebut juga sebagai upaya untuk menyerap hasil karet nasional di tengan penurunan harga karet dunia.