Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Bupati Aceh Selatan, Aceh, H T Sama Indra meminta kepada masyarakat untuk menggalakkan menanam melon, karena buah itu memiliki harga jual yang tinggi.

"Saya berharap keberhasilan saudara Lizami mengembangkan tanaman melon ini dapat menjadi contoh bagi petani lainnya di Aceh Selatan," kata Bupati di Tapaktuan, Kamis.

Bupati bersama istri Hj Cut Harnailis SP dan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP3) Herman Arsyad, berkesempatan memanen melon milik Lizami di Desa Teupin Gajah, Kecamatan Pasie Raja.

Tanaman melon unggul milik Lizami yang juga penyuluh swadaya Aceh Selatan itu, ditanam di atas lahan seluas 1/4 hektare dengan hasil produksi mencapai 6 ton sekali panen.

Untuk itu, Bupati berharap agar Lizami mau berbagi ilmu kepada warga lainnya bagaiman cara dan teknik menanam melon yang baik.        

Bupati Sama Indra mengatakan, pihaknya sangat bangga melihat keberhasilan petani Desa Teupin Gajah mengembangkan melon dengan biaya sendiri tanpa bantuan pemerintah namun hasil produksinya memuaskan.

Bupati mengatakan, jika tanaman melon tersebut dikembangkan secara lebih luas lagi oleh para petani di Aceh Selatan, pihaknya meyakini bahwa akan membawa kesejahteraan bagi petani itu sendiri, apalagi tanaman yang mempunyai daya jual tinggi itu sangat didukung dengan kultur tanah dan iklim cuaca di daerah ini yang mampu menjadikan tanaman itu tumbuh subur.

"Intinya bahwa, saya sangat menginginkan keberhasilan Lizami ini dapat ditiru petani lainnya khususnya generasi muda Aceh Selatan," harap Bupati.

Sementara, Lizami mengatakan, tanaman melon yang ditanamnya di lahan seluas 0,25 hektar itu, mampu menghasilkan 6 ton atau mengalami peningkatan 15 persen dari kebiasaaan yang hanya mencapai 4,5 ton dalam sekali panen.

Peningkatan produksi mencapai 6 ton itu, menurut Lizami, karena didukung oleh iklim cuaca yang cukup bersahabat yakni ada hujan dan ada juga musim kemarau.

Di samping itu, untuk menambah kesuburan tanaman, dia menggunakan 85 persen pupuk organik yang terbuat dari kotoran kerbau/sapi serta kotoran hewan lainnya. Selebihnya, dia gunakan pupuk pestisida.

"Pestisida hanya saya gunakan untuk penyemprotan hama dan ulat-ulat di daun dan batang tanaman, sedangkan untuk pupuk akar tetap saya gunakan pupuk organik," ujarnya.

Pria yang hanya menamatkan SLTA ini menyatakan, ilmu menanam melon unggul dengan mampu menghasilkan produksi melimpah itu, tidak dia dapatkan di bangku sekolah atau kuliah.

Menurutnya, ilmu yang dia dapatkan tersebut murni hasil dari uji coba dan analisis sendiri setelah membaca berbagai referensi buku mengenai cara atau teknik menanam melon yang baik dan efektif.

Hasil produksinya, sambung Lzami, selain untuk konsumsi konsumen dalam Kecamatan Pasie Raja dan Kluet Raya, juga diapasarkan ke pusat pasar di Tapaktuan, Ibu Kota Kabupaten Aceh Selatan serta Medan, Sumatra Utara.

"Jika hasil produksi melimpah, maka melon ini sampai ke Medan saya pasarkan. Sesuai permintaan konsumen," ujarnya.

Dari hasil usahanya itu, lanjut Lizami, sangat membantu perekonomiannya karena nilai jual melon di pasaran tergolong tinggi, sehingga tanaman itu dinilai sangat tepat untuk dikembangkan secara lebih luas lagi.

Di lahan seluas 1 hektare yang dia garap tersebut, selain 1/4 nya dia tanam melon,  selebihnya dia tanam berbagai tanaman palawija lainnya dengan sistem pola tanam secara bergantian seperti cabe, semangka dan jagung.

Pewarta: Pewarta : Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015