Direktur UPTD RSUD Datu Beru menyatakan pihaknya telah menyiapkan tim khusus untuk memberikan pendampingan dan pemulihan trauma (trauma healing), pemulihan kondisi psikologis pada korban penculikan di daerah itu.

"Upaya kita sepertinya membuahkan hasil, dari home visit dan koordinasi dengan tim psikolog, untuk menjaga agar korban bisa segera pulih dari trauma yang dialaminya dan bisa kembali menjalani kehidupan secara normal seperti sediakala," Ungkap Plt.Direktur UPTD RSUD Datu Beru, dr Gusnarwin.

Psikolog sekaligus pendamping tim Trauma Healing, Harmala menjelaskan Trauma Healing merupakan suatu tindakan terencana untuk  mengubah perilaku yang muncul akibat trauma, agar korban bisa kembali pada perilaku yang lebih sehat dan produktif, baik pada korban langsung, maupun keluarga dan lingkungan sekitar, untuk kasus ini termasuk juga pada pihak sekolah. 

"Alhamdulilah, untuk sesi terapi pertolongan psikologi pertama pun telah selesai, kemarin  merupakan kunjungan home visit nya yang terakhir sekaligus kita juga langsung mengunjungi sekolah nya, untuk memberikan Psikoedukasi langsung pada pihak sekolah," katanya.

Pendampingan tim Psikolog dilakukan dengan berkomunikasi secara langsung melalui proses konseling untuk memfasilitasi reaksi emosional korban,  Selain pendampingan yang dilakukan untuk korban, juga dilakukan pendekatan Piskososial pada keluarga dan pihak sekolah.

Psikolog, Sara Ruhghea mengatakan perkembangan sosial Nadira, semakin kuat dan baik, dia sangat bahagia karena hari Senin diizinkan untuk sekolah kembali.

“Kami tim pendamping juga, telah menemui Kepala Sekolah dan meminta kerja sama pihak sekolah, pada Guru dan teman-teman nya agar membatasi bertanya terutama dalam hal sensitif yang dapat berpengaruh pada psikologis Nadira.

Pewarta: M Ifdhal

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021