Beirut (ANTARA Aceh) - Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah pada Jumat (17/4) mengecam berpekan-pekan operasi udara pimpinan Arab Saudi terhadap Yaman.
Saat berbicara kepada ratusan pendukungnya dalam satu pertemuan terbuka, Nasrallah mengatakan sasaran sesungguhnya serangan udara tersebut ialah untuk "memulihkan hegemoni Arab Saudi-AS atas Yaman, dan bukan pernyataan Riyadh mengenai mempertahankan identitas Arab di Yaman".
Arab Saudi telah memelopori operasi militer Arab terhadap gerilyawan Syiah dukungan Iran di Yaman, Al-Houthi, sejak penghujung Maret, dalam upaya untuk memulihkan kekuasaan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang kini tak berada di negerinya.
"Sudah tiba waktunya buat orang Muslim dan Arab untuk memberitahu Arab Saudi cukup sudah semuanya," kata Nasrallah, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Ia menambahkan "ancaman sesungguhnya bagi kedua tempat suci umat Muslim di Arab Saudi berasal dari kelompok fanatik Negara Islam (IS)".
Pemimpin Hizbullah tersebut juga mengatakan, "Sebagian besar suara di dunia telah menuntut diakhirinya perang itu dan menyerukan penyelesaian politik."
"Mereka yang memimpin perang ini harus memperlihatkan kerendahan hati dan mencari jalan ke luar," katanya. Nasrallah menyatakan ia ingin Lebanon tetap menjauhkan diri dari krisis Yaman.
Saat berbicara kepada ratusan pendukungnya dalam satu pertemuan terbuka, Nasrallah mengatakan sasaran sesungguhnya serangan udara tersebut ialah untuk "memulihkan hegemoni Arab Saudi-AS atas Yaman, dan bukan pernyataan Riyadh mengenai mempertahankan identitas Arab di Yaman".
Arab Saudi telah memelopori operasi militer Arab terhadap gerilyawan Syiah dukungan Iran di Yaman, Al-Houthi, sejak penghujung Maret, dalam upaya untuk memulihkan kekuasaan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang kini tak berada di negerinya.
"Sudah tiba waktunya buat orang Muslim dan Arab untuk memberitahu Arab Saudi cukup sudah semuanya," kata Nasrallah, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Ia menambahkan "ancaman sesungguhnya bagi kedua tempat suci umat Muslim di Arab Saudi berasal dari kelompok fanatik Negara Islam (IS)".
Pemimpin Hizbullah tersebut juga mengatakan, "Sebagian besar suara di dunia telah menuntut diakhirinya perang itu dan menyerukan penyelesaian politik."
"Mereka yang memimpin perang ini harus memperlihatkan kerendahan hati dan mencari jalan ke luar," katanya. Nasrallah menyatakan ia ingin Lebanon tetap menjauhkan diri dari krisis Yaman.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015