Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Jalan lintasan antar Desa Air Sialang Hulu, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan, putus total akibat dihantam banjir Jumat (17/4), sehingga transportasi masyarakat dari pusat kecamatan menuju ke Desa Lubuk Layu lumpuh.
     
Keterangan yang dihimpun di Tapaktuan, Senin menyebutkan, kondisi kerusakan jalan desa itu akibat erosi Sungai Samadua, yang sudah terjadi sejak 2014.
     
"Dalam beberapa kali terjadi banjir sepanjang tahun 2014, jalan tersebut sudah mulai tergerus air dan sebagian badan jalan sudah ambruk ke dasar sungai. Dan puncaknya pada peristiwa banjir beberapa hari lalu," kata salah seorang warga, Amnar.
     
Agar transportasi tidak terganggu, masyarakat setempat dengan cara swadaya membangun jembatan darurat dengan pohon kelapa sehingga ruas jalan itu bisa dilewati kendaraan roda dua dan sepeda.
     
"Namun pasca banjir besar yang terjadi Jumat lalu, kerusakan badan jalan itu bertambah parah karena sudah seluruh badan jalan dengan lebar 5 meter ambruk ke dasar sungai. Bahkan selain badan jalan, hantaman banjir juga telah mengikis lahan sawah milik warga yang berlokasi di seberang jalan itu," katanya.
     
Menurutnya, putusnya jalan tersebut, selain mengganggu anak-anak sekolah dari Desa Lubuk Layu pergi ke sekolahnya yang berlokasi di pusat kecamatan, juga mengganggu aktivitas masyarakat yang ingin pergi ke sawah dan ladang, termasuk ketika hendak mengangkut hasil produktivitas pertanian seperti pala, durian, nilam, kopi dan padi.
     
Mantan Kepala Desa Ujong Tanoh, Kecamatan Samadua, Lukmansyah menegaskan, meskipun kondisi kerusakan jalan tersebut telah berlangsung lama yakni sejak tahun 2014, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda adanya upaya perbaikan atau penanganan dari Pemkab Aceh Selatan.
     
Padahal, ujarnya, ruas jalan tersebut merupakan akses jalan utama dan sangat penting bagi masyarakat setempat yang menghubungkan 10 desa, Kemukiman Suak, Kecamatan Samadua yakni Desa Ujong Gampong, Tampang, Luar, Ujong Tanoh, Jilatang, Suak Hulu, Payo nan Gadang, Air Sialang Hilir, Air Sialang Hulu dan Air Sialang Tengah menuju ke Desa Lubuk Layu.
     
"Ruas jalan yang sudah ambruk dan putus total itu, merupakan tempat lintasan masyarakat selama ini yang ingin ke lokasi lahan pertaniannya di gunung Desa Lubuk Layu," ujarnya.
     
Meskipun ada jalan elak dari Suak Hulu tembus ke Desa Lubuk Layu, kata dia, namun jarak tempuh yang harus dilalui warga sangat jauh yakni mencapai tiga kali lipat dari ruas jalan yang telah putus tersebut.
     
Pantauan di lokasi, badan jalan yang berlokasi persis di pinggir Sungai Samadua itu badan jalannya telah ambruk sepanjang 500 meter dengan lebar 5 meter.
     
Selain di titik lokasi itu, dampak dari erosi Sungai Samadua juga telah mengikis tanah di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) sepanjang 2 Km. Dampak dari erosi itu juga telah merusak lahan kebun pala milik warga setempat.
     
Masyarakat setempat berharap kepada Pemkab Aceh Selatan dan Pemerintah Aceh agar segera menanggulangi kerusakan badan jalan yang telah ambruk akibat dihantam banjir tersebut termasuk persoalan erosi sungai yang terus mengikis tanah di sepanjang DAS sekitar 2 Km.
     
"Kami meminta kepada Pemkab Aceh Selatan agar segera membangun jembatan darurat di lokasi ambruknya badan jalan Desa Air Sialang Hulu agar arus transportasi warga bisa normal kembali. Selain itu, kami juga meminta kepada Pemerintah agar segera membangun tebing atau menyusun batu gajah di sepanjang DAS Samadua yang terus erosi," kata Lukmansyah.
     
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan Erwiandi mengatakan, pihaknya telah mendapat laporan terkait putusnya jalan desa tersebut dari Camat Samadua dan pihak Camat telah mengirim surat kepadanya meminta alat berat untuk mendukung upaya penanganan darurat badan jalan yang telah putus tersebut.
     
"Namun, berhubung BPBD Aceh Selatan belum punya alat berat, maka kami telah mengkoordinasikan hal tersebut kepada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) untuk meminjamkan alat berat. Namun sejauh ini permintaan itu belum bisa diakomodir karena alat berat milik Dinas BMCK sedang rusak dan sedang dalam proses perbaikan," kata Erwiandi.
     
Meskipun demikian, tambah Erwiandi, BPBD Aceh Selatan tetap terus mengupayakan peminjaman alat berat kepada pihak-pihak lain dalam rangka penanganan darurat jalan desa yang telah putus tersebut.
     
"Mungkin dalam beberapa hari ini jika sudah dapat alat berat, maka upaya penanganan segera kami lakukan," ujarnya.

Pewarta: Pewarta : Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015