Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kabupaten Aceh Utara menyebutkan harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat pengepul di daerah itu mencapai Rp2.800 per kilogram. 

Ketua Apkasindo Aceh Utara Kastabuna di Lhokseumawe, Rabu, mengatakan harga TBS sawit terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena tingginya permintaan dan harga minyak sawit mentah.

"Harga TBS kelapa sawit di tingkat pengepul terus naik dan kini Rp2.800 per kilogram dalam seminggu terakhir. Tingginya harga sawit juga dipengaruhi faktor menurunnya hasil buah dan berondolan sawit atau trek akibat musim penghujan," kata Kastabuna.

Menurut Kastabuna, trek ini biasanya terjadi akibat musim hujan dan musim panas dalam waktu lama, sehingga dapat menurunkan hasil panen. Keadaan ini memengaruhi naiknya harga TBS kelapa sawit.

Kastabuna mengatakan untuk harga sawit di tingkat pabrik berada di kisaran Rp2.990 hingga Rp3.110 per kilogram. Sementara untuk harga CPO atau minyak mentah saat ini mencapai Rp13.000 per kilogram.

"Sedangkan sebelum pandemi COVID-19 harga tertinggi CPO hanya pada kisaran Rp9.000 per kilogram. Kenaikan harga ini tentu menguntungkan petani," kata Kastabuna menyebutkan.

Di Aceh Utara, kata Kastabuna, ada beberapa pabrik kelapa sawot yang menampung hasil TBS petani. Yakni milik PT Satya Agung, PT Ika Bina Argo Wisesa, dan PT Seuramo Argo Perkasa. 

Untuk harga, kata Kastabuna, PT Satya Agung menampung harga TBS kelapa sawit Rp2.990 per kilogram, PT IBAS dengan harga Rp3.030 per kilogram. Sedangkan PT Seuramo Argo Perkasa Rp3.110 per kilogram.

Kastabuna mengatakan perkebunan kelapa sawit milik petani di Aceh Utara mencapai 18 ribu hektare. Dari jumlah tersebut, sekitar 8.000 hektare di antaranya perlu diremajakan. 

Adapun kecamatan di Aceh Utara yang menjadi sentral produksi kelapa sawit yakni Kecamatan Langkahan, Baktya, Simpang Keramat, Geureudong Pase, Cot Girek, Lhoksukon, Nisam, Kuta Makmur, Sawang dan Meurah Mulia.

"Rata-rata produksi kelapa sawit di Aceh Utara sekitar 300 ribu ton per tahun. Untuk lahan produktif sekitar 220 ribu ton per tahun dan lahan tidak produktif sekitar 80 ribu ton per tahun," kata Kastabuna.

Selain itu, Kastabuna mengatakan Askasindo Aceh Utara berharap pemerintah memprioritaskan pupuk bersubsidi kepada petani. Sebab, harga pupuk nonsubsidi cukup tinggi. 

"Apkasindo akan terus memperjuangkan hak-hak petani kepala sawit, di antaranya mengontrol penetapan harga TBS kelapa sawit dan mendukung program peremajaan kelapa sawit rakyat untuk meningkatkan produksi hasil panen kelapa sawit," kata Kastabuna.

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021