Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Kabut asap kiriman akibat kebakaran hutan dan lahan di beberapa kawasan di Sumatera kembali menyelimuti Provinsi Aceh, sehingga mengakibatkan jarak pandang sangat terbatas.
Kepala Seksi Informasi dan Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Blang Bintang, Aceh Besar, Provinsi Aceh, Zakaria mengatakan sejak dua hari yang lalu kabut asap kembali menyelimuti wilayah Aceh.
"Sampai sekarang untuk wilayah Aceh belum ada terlihat titik api, sehingga asap tersebut merupakan kiriman dari provinsi lain. Semoga kabut asap ini bisa segera selesai dan aktivitas menjadi normal kembali," ujar Zakaria.
Zakaria menambahkan wilayah Kota Lhokseumawe sangat berdampak terhadap kabut asap tersebut, akibat dibawa oleh arah angin. Berdasarkan pantauan citra satelit, belokan angin dimulai di wilayah Lhokseumawe, sehingga asap tersebut mulai menyebar ke Malaysia dan Singapura.
Akibat kabut asap tersebut, penerbangan melalui bandara Malikussaleh Lhokseumawe mulai terganggu, karena jarak pandangnya mencapai 3.000 meter, untuk bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, penerbangan masih normal dan jarak pandangnya mencapai 8.000 meter, Meulaboh mencapai 6.000 meter dan Kota Sabang mencapai 8.000 meter.
"Secara geografis Kota Lhokseumawe memang sangat berdampak terhadap kabut asap ini, begitu juga dengan penerbangan sudah ada peringatan akibat jarak pandang yang cukup terbatas," tutur Zakaria.
Kabut asap yang melanda wilayah Aceh belum berdampak bagi jarak pandang untuk wilayah laut dan kondisinya masih normal. Meskipun demikian, para nelayan saat melaut juga harus lebi hati-hati.
Ia mengatakan diperkirakan sepekan ke depan akan terjadi hujan ringan sampai sedang di wilayah Provinsi Aceh secara umum, karena ada terjadi tekanan udara rendah di wilayah Laut China Selatan dan Teluk Benggala.
"Semoga dengan adanya turun hujan tersebut, kabut asap bisa menjadi berkurang dan kondisinya bisa normal kembali," kata Zakaria.
Kepala Seksi Informasi dan Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Blang Bintang, Aceh Besar, Provinsi Aceh, Zakaria mengatakan sejak dua hari yang lalu kabut asap kembali menyelimuti wilayah Aceh.
"Sampai sekarang untuk wilayah Aceh belum ada terlihat titik api, sehingga asap tersebut merupakan kiriman dari provinsi lain. Semoga kabut asap ini bisa segera selesai dan aktivitas menjadi normal kembali," ujar Zakaria.
Zakaria menambahkan wilayah Kota Lhokseumawe sangat berdampak terhadap kabut asap tersebut, akibat dibawa oleh arah angin. Berdasarkan pantauan citra satelit, belokan angin dimulai di wilayah Lhokseumawe, sehingga asap tersebut mulai menyebar ke Malaysia dan Singapura.
Akibat kabut asap tersebut, penerbangan melalui bandara Malikussaleh Lhokseumawe mulai terganggu, karena jarak pandangnya mencapai 3.000 meter, untuk bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, penerbangan masih normal dan jarak pandangnya mencapai 8.000 meter, Meulaboh mencapai 6.000 meter dan Kota Sabang mencapai 8.000 meter.
"Secara geografis Kota Lhokseumawe memang sangat berdampak terhadap kabut asap ini, begitu juga dengan penerbangan sudah ada peringatan akibat jarak pandang yang cukup terbatas," tutur Zakaria.
Kabut asap yang melanda wilayah Aceh belum berdampak bagi jarak pandang untuk wilayah laut dan kondisinya masih normal. Meskipun demikian, para nelayan saat melaut juga harus lebi hati-hati.
Ia mengatakan diperkirakan sepekan ke depan akan terjadi hujan ringan sampai sedang di wilayah Provinsi Aceh secara umum, karena ada terjadi tekanan udara rendah di wilayah Laut China Selatan dan Teluk Benggala.
"Semoga dengan adanya turun hujan tersebut, kabut asap bisa menjadi berkurang dan kondisinya bisa normal kembali," kata Zakaria.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015