Banda Aceh (ANTARA) - Staf Khusus Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Rian Syaf menyatakan bahwa provinsi Aceh menjadi salah satu wilayah yang terpilih sebagai prioritas untuk pengembangan ekonomi kreatif nasional.
"Kami percaya bahwa Aceh memiliki banyak potensi yang dapat dioptimalkan," kata Rian Syaf, di Banda Aceh, Senin.
Pernyataan itu disampaikan Rian Syaf saat melakukan kunjungan ke Pemerintah Aceh dalam rangka pembahasan kerjasama pengembangan ekonomi kreatif di Aceh, di kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh.
Baca juga: Menekraf harap Banda Aceh jadi pelopor Dinas Ekraf di Aceh
Dirinya mengatakan, Aceh memiliki potensi besar yang bisa dijadikan sebagai motor penggerak perekonomian lokal.
Kedepan, diharapkan pengembangan sektor ekonomi kreatif ini akan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah.
"Pengembangan ekonomi kreatif di Aceh menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk menciptakan mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.
Rian menambahkan, dalam Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, ekonomi kreatif disebutkan sebagai salah satu fokus utama untuk menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda serta mempercepat pengembangan sektor ini.
Maka, dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah, Aceh diharapkan dapat memanfaatkan peluang besar ini untuk berkembang menjadi salah satu pusat ekonomi kreatif terkemuka di Indonesia.
“Ekonomi kreatif menjadi solusi untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja hingga 1 juta orang pada tahun 2025,” kata Rian Syaf.
Diharapkan, dengan ditambahkannya Aceh sebagai salah satu wilayah pengembangan ekonomi kreatif, maka akan tercipta lapangan kerja berkualitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara itu, Plt Sekda Aceh, M Nasir menyampaikan bahwa sangat penting adanya kolaborasi antara pemerintah daerah dan kementerian untuk mendukung pelaku ekonomi kreatif di Aceh.
"Kami telah memiliki roadmap untuk ekonomi kreatif di Aceh. Potensi besar, terutama di sektor kuliner, perlu disinkronkan dengan kementerian terkait untuk mendorong produksi dan pemasaran produk kreatif," kata M Nasir.
Dalam kesempatan ini, Asisten II Setda Aceh, Zulkifli menambahkan bahwa promosi produk-produk kreatif Aceh masih perlu ditingkatkan agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.
"Peluang ekonomi kreatif di Aceh sangat besar, khususnya bagi generasi muda. Namun, promosi dan pembinaan terhadap mereka harus lebih intensif," demikian Zulkifli.
Baca juga: Disbudpar targetkan kunjungan ke Aceh 10 juta wisatawan