Subulussalam (ANTARA Aceh) - Puluhan murid Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Subulussalam, Kota Subulussam, Aceh, belajar Tari Sama di Stand Pameran Rayo Luas dari Kabupaten Gayo Lues.
     
Para murid yang didampingi gurunya Dede Fatimah diterima salah seorang pengurus Dekranasda Gayo Lues, Usman Sulaiman di Lapangan Sadakata, Kompleks Perkantoran, Desa Lae Oram, Kecamatan Simpang Kiri, Subulussalam, Rabu.
     
Para murid tersebut meminta diajarkan Tari Saman yang merupakan salah satu warisan dunia. Selama ini  mereka sering mendengar dan menonton di  televisi tapi tidak tahu cara melakukanya.
     
"Pak ajarkan kami gerakan Tari Saman, biar kami bisa mempratekkanya nanti di sekolah," kata sejumlah murid SD ini.
     
Usman Sulaiman yang juga guru kesenian itu kemudian meminta murid laki-laki untuk mengikuti gerakan yang dipragakannya.
     
"Coba yang laki-laki ikuti gerakan bapak ya, yang perempuan tidak usah, di Gayo perempuan tidak dibenarkan memukul dada," katanya mengajak anak-anak tersebut mengikuti gerakan Tari Saman.
     
Seorang guru SDIT, Dede Patimah mengatakan pameran kerajinan khas daerah yang dilaksanakan Dekranasda Aceh ini menjadi momentum yang tepat bagi siswa untuk mengenal lebih jauh tentang berbagai budaya dan hasil kerajinan di Aceh.
     
"Kami sengaja membawa anak-anak ke sini untuk belajar kesenian, semua stand kita kunjungi supaya mereka bisa melihat langsung minta diajarkan cara membuatnya, nanti akan dipratekkan di sekolah. Tadi mereka juga minta diajarkan gerakan Tari Saman," kata Fatimah.
     
Setibanya di stand tersebut, para anak-anak ini sangat aktif bertanya tentang kerajinan khas yang berasal dari negeri penghasil kopi terbesar di Aceh ini.
     
Salah seorang murid, Khairul Amirin menanyakan motif yang ada di pelaminan stand itu, misalnya motif leladu, tampuk manis, rempelis dan rino serta beberapa motif lainya.
     
"Gambar (motif) ini apa namanya," kata Khairul Amirin atau yang akrab disapa Lin ini dengan sangat lugu.
     
Usman Sulaiman yang merupakan guru kesenian Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Gayo Lues ini begitu antuias menjelaskan makna yang terkandung di dalam motif pelaminan yang merupakan duplikasi dari rumah adat Gayo tersebut.
     
"Motif ini semua duplikasi dari rumah adat Gayo, ini semua mempunyai makna," jelas Usman.
     
Usman mengaku bangga dan terharu melihat anak SD yang begitu serius belajar tentang hasil kerajinan dari berbagai daerah.
     
Menurutnya semangat siswa SDIT ini patut ditiru oleh anak-anak lainya yang di Aceh, sehingga akan memperkaya ilmu pengetahuan mereka masalah kerajinan.
     
"Ini calon bibit unggul harus didukung, semangat terus belajar ya, jangan banyak nonton tv bisa membuat malas belajar," kata Usman.
     
Sebelumnya para siswa juga ini juga berkunjung ke Standa Pameran Aceh Tamiang, di sana mereka menanyakan cara membuat cangkang telur dan songket tenun yang merupakan prodak unggulan di daerah itu.
     
Evi Yunita penjaga stand mengatakan siswa tersebut tertarik mempelajari celengan yang terbuat dari kulit telur ayam.
     
"Mereka heran kok bisa kulit telor ayam bisa jadi celengan, minta diajarkan cara membuatnya, tadi sudah saya kasih tahu cara membuatnya dan saya kasih juga nomor handphone kepada guru mereka nanti kalau ada yang kurang paham bisa hubungi saya," kata Evi Yunita.

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015