Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) dr Daeng M Faqih menantang Aceh untuk memulai pengembangan wisata kesehatan atau health tourism, dengan segala potensi yang ada di provinsi paling barat Indonesia itu.

“Kalau boleh saya menantang lagi sama Aceh, barang kali wisata kesehatan, ayo lah mulai lagi dari kota Serambi Mekkah ini,” kata Daeng dalam pembukaan Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke 33 dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) ke 22 di Banda Aceh, Rabu.

IDI dan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) juga sedang menggarap pengembangan wisata kesehatan dalam upaya membendung devisa negara dalam hal health tourims ke negara tetangga.

Oleh karena itu, menurut Daeng, Aceh memiliki potensi yang besar untuk pengembangan ini, mulai dari sektor pariwisata, kesenian, kuliner hingga kearifan lokal yang perlu dikembangkan dalam konsep wisata kesehatan.

 “Dan lagi, di daerah sepanjang Aceh, Sumatera Utara itu yang potensi yang berobat ke (negara) tetangga kita, sehingga kalau di mulai dari Aceh dilakukan kegiatan itu, maka devisa kita tidak hilang,” katanya.

IDI dan pemerintah sudah berkomitmen untuk memulai strategi wisata kesehatan agar pelayanan, sumber daya dokter, hingga teknologi pelayanan kedokteran di Indonesia bisa berdaya saing dengan negara lain.

“Minimal dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang sudah lama memulai strategi wisata kesehatan,” katanya.

Apalagi, kata dia, kesenjangan kemajuan teknologi 4.0, pelayanan teknologi kedokteran di Tanah Air banyak menilai masih kalah dengan negara lain, sehingga rakyat kita harus mencari pengobatan ke negara lain yang dianggap lebih baik dari sisi pelayanan, teknologi hingga kompetensi.

“Terakhir mantan presiden kita juga terpaksa mencari pengobatan ke negeri lain. Hal ini tidak perlu kita tersinggung, tapi justru menjadi koreksi bagi kita,” kata Daeng.
 

Pewarta: Khalis Surry

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022