Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara memperketat pemeriksaan bagi pasien yang memiliki gejala mengarah ke hepatitis akut.
Humas RSU Cut Meutia Harry Laksamana di Lhokseumawe, Senin, mengatakan bahwa rumah sakit tersebut telah menyiapkan segala tindakan medis penanganan dan pencegahan penularan dengan memperketat pemeriksaan bagi pasien untuk mencegah penyebaran penyakit hepatitis akut.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Humas RSU Cut Meutia Harry Laksamana di Lhokseumawe, Senin, mengatakan bahwa rumah sakit tersebut telah menyiapkan segala tindakan medis penanganan dan pencegahan penularan dengan memperketat pemeriksaan bagi pasien untuk mencegah penyebaran penyakit hepatitis akut.
"Nantinya pasien yang mengarah ke penyakit hepatitis akut akan menjalani serangkaian tindakan medis, diawali proses skrining atau pemeriksaan kesehatan hingga penanganan khusus," katanya.
Harry Laksamana menyatakan, RSUD Cut Meutia siap merawat dan menangani pasien terpapar penyakit hepatitis akut, meskipun di daerah itu belum ditemukan kasus tersebut.
"Rumah sakit sudah menyiapkan ruang isolasi khusus dan dokter untuk penanganan pasien penyakit hepatitis akut yang disiagakan 24 jam. Penyakit ini dapat menular ke semua kalangan, namun paling rawan terjadi pada anak-anak," katanya.
Dalam proses percepatan penanganan, kata Harry Laksamana, pasien yang memiliki gejala mengarah ke hepatitis akut akan langsung ditangani oleh sejumlah tim dokter yang disiagakan di instalasi gawat darurat.
"Di Aceh Utara belum ditemukan kasus tersebut, namun saat ini rumah sakit ada merawat empat pasien hepatitis yang disertai penyakit kronis," katanya.
Harry Laksamana menyebutkan, pihak rumah sakit sudah menyiapkan ruangan khusus atau isolasi yakni di ruang anak, laboratorium hingga ruang pinere untuk isolasi pasien. Lokasi yang disiapkan ini jauh dari aktivitas pengunjung ataupun pasien lainnya,"katanya.
Harry Laksamana mengatakan setelah WHO menetapkan kasus hepatitis akut sebagai kejadian luar biasa, RSUD Cut Meutia telah mensiagakan sumber daya manusia atau dokter penjaga selama 24 jam, kemudian dokter bedah, dokter penyakit dalam, dokter anak, dokter laboratorium serta dokter penunjang yang lain.
"Empat pasien hepatitis yang dirawat saat ini tidak termasuk akut dan bukan pada anak.
Pasien ini merupakan pasien rutin yang mengindap penyakit di saluran pencernaan dan diketahui penyebabnya," katanya.
Harry Laksamana menyebutkan, penularan penyakit hepatitis akut sangat cepat menular dan pencegahannya dapat dilakukan pada anak dengan imunisasi serta menjaga kesehatan badan dan pola makan.
"Saat ini RSUD Cut Meutia hanya mampu menangani hepatitis tipe a, b dan c, sementara hepatitis tipe d dan selanjutnya harus dirujuk ke RSUD Zainal Abidin Banda Aceh," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022