President Director PT Trans Continent Ismail Rasyid menyarankan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh ke depan harus intens mengedukasi pelaku UKM dalam pengelolaan usaha terutama soal manajemen keuangan sebagai upaya memulihkan perekonomian Aceh.
"Jadi tidak hanya sekedar memberikan pinjaman modal kerja seperti yang terjadi selama ini, tetapi perlu juga dibarengi dengan pelatihan-pelatihan," kata Ismail Rasyid, di Banda Aceh, Selasa.
Upaya itu, kata Ismail, bisa dilakukan melalui bidang perbankan dan finansial pada program klinik bisnis UKM daerah. Misalnya dengan membuat neraca atau pelaporan keuangan.
"Sehingga jika sebelumnya tidak bankable (memenuhi persyaratan di bank), semoga nantinya bisa jadi bankable dengan sistem keuangan yang lebih baik," ujarnya.
Menurut Ismail, Kadin Aceh bersama Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Aceh bisa memberikan pelatihan memasak kepada pelaku industri rumahan yang dipandu langsung chef profesional.
"Pelatihan itu dapat diberikan kepada perempuan, misalnya yang berdomisili di Banda Aceh dan kawasan Aceh Besar secara berkesinambungan," katanya.
Ismail menjelaskan, UKM merupakan ujung tombak dalam perekonomian, karena sebagian besar dari pelaku usaha tersebut adalah kaum perempuan. Karenanya, pelatihan yang dilakukan harus dibarengi pendampingan serta pemberian modal agar dapat berkelanjutan.
Pemilik beragam perusahaan ini mengatakan, jika banyak pihak yang terlibat dalam menumbuhkan industri kecil dan menengah terutama kepada perempuan, maka semakin baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Aceh.
"Dengan demikian kaum perempuan akan mendapatkan penghasilan melalui industri rumahan, namun tetap bertanggung jawab terhadap keluarga," ujar Ismail.
Dalam kesempatan ini, Ismail juga menyatakan bahwa dirinya bersedia mencari founding yang mau memberikan bantuan modal bagi pelaku usaha mikro di Aceh.
"Jadi suka tidak suka, pandemi COVID-19 telah memberi pukulan cukup berat pada perekonomian termasuk bagi sektor UMKM," katanya.
Berdasarkan survei LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) terhadap UMKM termasuk di Aceh menunjukkan bahwa 94 persen usaha mengalami penurunan penjualan, bahkan lebih dari 40 persen UMKM dari berbagai kelas usaha mengalami penurunan penjualan lebih dari 75 persen.
Karena itu, selaku putra daerah Ismail mengajak pengusaha dan semua elemen masyarakat untuk bangkit membangun kembali perekonomian di daerah.
"Kini saatnya kita bergerak dan bangkit bersama untuk membangun serta mempertegas langkah kita agar ekonomi Aceh tercinta kembali bertumbuh," demikian Ismail Rasyid.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Jadi tidak hanya sekedar memberikan pinjaman modal kerja seperti yang terjadi selama ini, tetapi perlu juga dibarengi dengan pelatihan-pelatihan," kata Ismail Rasyid, di Banda Aceh, Selasa.
Upaya itu, kata Ismail, bisa dilakukan melalui bidang perbankan dan finansial pada program klinik bisnis UKM daerah. Misalnya dengan membuat neraca atau pelaporan keuangan.
"Sehingga jika sebelumnya tidak bankable (memenuhi persyaratan di bank), semoga nantinya bisa jadi bankable dengan sistem keuangan yang lebih baik," ujarnya.
Menurut Ismail, Kadin Aceh bersama Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Aceh bisa memberikan pelatihan memasak kepada pelaku industri rumahan yang dipandu langsung chef profesional.
"Pelatihan itu dapat diberikan kepada perempuan, misalnya yang berdomisili di Banda Aceh dan kawasan Aceh Besar secara berkesinambungan," katanya.
Ismail menjelaskan, UKM merupakan ujung tombak dalam perekonomian, karena sebagian besar dari pelaku usaha tersebut adalah kaum perempuan. Karenanya, pelatihan yang dilakukan harus dibarengi pendampingan serta pemberian modal agar dapat berkelanjutan.
Pemilik beragam perusahaan ini mengatakan, jika banyak pihak yang terlibat dalam menumbuhkan industri kecil dan menengah terutama kepada perempuan, maka semakin baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Aceh.
"Dengan demikian kaum perempuan akan mendapatkan penghasilan melalui industri rumahan, namun tetap bertanggung jawab terhadap keluarga," ujar Ismail.
Dalam kesempatan ini, Ismail juga menyatakan bahwa dirinya bersedia mencari founding yang mau memberikan bantuan modal bagi pelaku usaha mikro di Aceh.
"Jadi suka tidak suka, pandemi COVID-19 telah memberi pukulan cukup berat pada perekonomian termasuk bagi sektor UMKM," katanya.
Berdasarkan survei LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) terhadap UMKM termasuk di Aceh menunjukkan bahwa 94 persen usaha mengalami penurunan penjualan, bahkan lebih dari 40 persen UMKM dari berbagai kelas usaha mengalami penurunan penjualan lebih dari 75 persen.
Karena itu, selaku putra daerah Ismail mengajak pengusaha dan semua elemen masyarakat untuk bangkit membangun kembali perekonomian di daerah.
"Kini saatnya kita bergerak dan bangkit bersama untuk membangun serta mempertegas langkah kita agar ekonomi Aceh tercinta kembali bertumbuh," demikian Ismail Rasyid.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022