PT Pertamina EP Rantau Field dan Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia (SCLI) kembali melepasliarkan ratusan spesies tukik Tuntong Laut (Batagur borneoensis) ke laut di Desa Pusong Kapal, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang yang berbatasan dengan perairan Selat Malaka.
Plh Field Manager (FM) PT Pertamina EP Rantau Field Edwin Susanto di Aceh Tamiang, Sabtu, mengatakan pelepasliaran tukik tuntong laut ke alam bebas untuk menjaga keseimbangan ekosistem biota laut dan alam sekitarnya yang berkelanjutan.
“Pelestarian satwa ini semoga dapat menjadi kearifan lokal untuk terus melakukan rekonstruksi terhadap kerusakan alam seperti abrasi laut maupun faktor ulah tangan manusia,” kata Edwin Susanto.
Baca juga: Lestarikan biota laut, 100 tukik belimbing dilepasliarkan ke habitat
Edwin menyatakan hal itu usai melepas secara simbolis anak tuntong laut di kawasan Ekowisata Ujung Tamiang bersama jajaran tim Regional 1 Pertamina Hulu Rokan (PHR) dihadiri Kepala BKSDA Aceh Agus Ariyanto, pejabat dinas terkait Pemkab Aceh Tamiang, unsur Forkopimcam Seruway beserta datok penghulu (Kades) setempat dan pengurus yayasan SCLI.
Selain melepaskan tukik, rombongan juga menanam bibit pohon cemara di pulau ekowisata Ujung Tamiang dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 yang jatuh setiap 5 Juni.
Edwin Susanto menjelaskan, pulau Ujung Tamiang yang merupakan habitat tuntong laut sengaja dibangun menjadi ekowisata sekaligus tempat penangkaran bagi satwa langka tersebut.
Baca juga: Ini total tukik yang dilepas di Pantai Pasie Jalang Aceh Besar
Selama ini Pertamina EP Rantau selaku mitra kerja yayasan SCLI bersama kelompok masyarakat binaan terus berkomitmen melestarikan tuntong laut yang kini statusnya sudah hampir punah.
Menurutnya banyak program PEP Rantau khususnya yang berkaitan dengan lingkungan. Sebagai sebuah perusahaan industri yang berkaitan dengan energy tentu Pertamina EP punya komitmen yang besar terhadap lingkungan yang ada disekitar operasional perusahaan.
“Bukan hanya lingkungannya saja, tetapi masyarakatnya juga. Kita mau alam dan hewannya terlindungi dan perekonomian masyarakt juga bisa tumbuh,” ujar Edwin.
Kepala BKSDA Aceh Agus Ariyanto mengatakan manyatakan dukungan kepada lembaga SCLI dan kelompok masyarakat yang secara konservasi ex situ ikut serta mendukung pelestarian dari tuntong laut seperti ini.
Baca juga: Puluhan tukik tuntong dilepaskan di objek wisata Ujung Tamiang
“Tentu saja program-program yang dilakukan akan meningkatkan populasi tuntong laut di alam. Sebagaimana Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 106 tahun 2018 tuntong laut merupakan salah satu spesies dilindungi,” sebutnya.
Agus optimis dengan kerja sama antara Pertamina, yayasan SCLI, Pemda Aceh Tamiang, BKSDA dan kelompok binaan akan memperkuat komitmen untuk melestarikan keberadaan tuntong laut yang kondisinya saat ini menjadi hewan endemik hanya ada di Pulau Sumatera/Aceh dan Kalimantan.
“Program-program ini harapan kami akan tumbuh berkembang tentunya saja akan meningkatkan populasi dari satwa tuntong laut itu sendiri,” harap Agus Ariyanto.
Pendiri yayasan SCLI Joko Guntoro mengatakan tuntong laut yang dirilis kali ini sebanyak 120 ekor terdiri dari usia anakan (tukik) dan remaja. Ini merupakan pelepasliaran tukik petama di 2022 dan ke 10 kali sejak 2012.
“Pelepasan kali ini usia tuntong bervariasi, dua bulan sampai 4 tahun. Dari 2012-2022 total tukik yang sudah dirilis lebih kurang 4000 ekor,” jelas Joko Guntoro didampingi Ketua Yayasan SCLI Yusriono.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Plh Field Manager (FM) PT Pertamina EP Rantau Field Edwin Susanto di Aceh Tamiang, Sabtu, mengatakan pelepasliaran tukik tuntong laut ke alam bebas untuk menjaga keseimbangan ekosistem biota laut dan alam sekitarnya yang berkelanjutan.
“Pelestarian satwa ini semoga dapat menjadi kearifan lokal untuk terus melakukan rekonstruksi terhadap kerusakan alam seperti abrasi laut maupun faktor ulah tangan manusia,” kata Edwin Susanto.
Baca juga: Lestarikan biota laut, 100 tukik belimbing dilepasliarkan ke habitat
Edwin menyatakan hal itu usai melepas secara simbolis anak tuntong laut di kawasan Ekowisata Ujung Tamiang bersama jajaran tim Regional 1 Pertamina Hulu Rokan (PHR) dihadiri Kepala BKSDA Aceh Agus Ariyanto, pejabat dinas terkait Pemkab Aceh Tamiang, unsur Forkopimcam Seruway beserta datok penghulu (Kades) setempat dan pengurus yayasan SCLI.
Selain melepaskan tukik, rombongan juga menanam bibit pohon cemara di pulau ekowisata Ujung Tamiang dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 yang jatuh setiap 5 Juni.
Edwin Susanto menjelaskan, pulau Ujung Tamiang yang merupakan habitat tuntong laut sengaja dibangun menjadi ekowisata sekaligus tempat penangkaran bagi satwa langka tersebut.
Baca juga: Ini total tukik yang dilepas di Pantai Pasie Jalang Aceh Besar
Selama ini Pertamina EP Rantau selaku mitra kerja yayasan SCLI bersama kelompok masyarakat binaan terus berkomitmen melestarikan tuntong laut yang kini statusnya sudah hampir punah.
Menurutnya banyak program PEP Rantau khususnya yang berkaitan dengan lingkungan. Sebagai sebuah perusahaan industri yang berkaitan dengan energy tentu Pertamina EP punya komitmen yang besar terhadap lingkungan yang ada disekitar operasional perusahaan.
“Bukan hanya lingkungannya saja, tetapi masyarakatnya juga. Kita mau alam dan hewannya terlindungi dan perekonomian masyarakt juga bisa tumbuh,” ujar Edwin.
Kepala BKSDA Aceh Agus Ariyanto mengatakan manyatakan dukungan kepada lembaga SCLI dan kelompok masyarakat yang secara konservasi ex situ ikut serta mendukung pelestarian dari tuntong laut seperti ini.
Baca juga: Puluhan tukik tuntong dilepaskan di objek wisata Ujung Tamiang
“Tentu saja program-program yang dilakukan akan meningkatkan populasi tuntong laut di alam. Sebagaimana Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 106 tahun 2018 tuntong laut merupakan salah satu spesies dilindungi,” sebutnya.
Agus optimis dengan kerja sama antara Pertamina, yayasan SCLI, Pemda Aceh Tamiang, BKSDA dan kelompok binaan akan memperkuat komitmen untuk melestarikan keberadaan tuntong laut yang kondisinya saat ini menjadi hewan endemik hanya ada di Pulau Sumatera/Aceh dan Kalimantan.
“Program-program ini harapan kami akan tumbuh berkembang tentunya saja akan meningkatkan populasi dari satwa tuntong laut itu sendiri,” harap Agus Ariyanto.
Pendiri yayasan SCLI Joko Guntoro mengatakan tuntong laut yang dirilis kali ini sebanyak 120 ekor terdiri dari usia anakan (tukik) dan remaja. Ini merupakan pelepasliaran tukik petama di 2022 dan ke 10 kali sejak 2012.
“Pelepasan kali ini usia tuntong bervariasi, dua bulan sampai 4 tahun. Dari 2012-2022 total tukik yang sudah dirilis lebih kurang 4000 ekor,” jelas Joko Guntoro didampingi Ketua Yayasan SCLI Yusriono.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022