Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh meminta pemerintah daerah mengawasi dengan baik penggunaan bibit dalam program peremajaan sawit rakyat (PSR) di Aceh berkualitas sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman.

“Sejauh ini kita lihat bibit yang digunakan secara umum sudah bagus tapi tetap perlu pengawasan ketat dari pemerintah,” kata Sekretaris Umum Apkasindo Aceh Fadhli Ali saat dihubungi dari Banda Aceh, Kamis.

Ia menyebut luas perkebunan sawit Aceh saat ini sekitar 530 ribu hektare. Dari angka itu, 52 persen di antaranya merupakan perkebunan kelapa sawit rakyat dan sisanya kebun sawit perusahaan.

Menurut Fadhli pada dasarnya program PSR sangat berdampak positif bagi para petani sawit. Apalagi salah satu tujuan pemerintah dalam program ini agar produktivitas kebun sawit rakyat semakin baik.

Tentu, lanjut dia, program ini beranjak dari kondisi kebun sawit warga selama ini yang banyak memakai bibit kualitas rendah. Maka melalui PSR ini pemerintah ingin agar bibit yang diberikan berkualitas, pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Secara umum masih ada kejadian, bukan tahun ini, tapi satu dua tahun lalu masih ada penggunaan bibit tidak sesuai yang diharapkan, selama program PSR ini,” katanya.

Oleh sebab itu, masih tetap perlu pengawasan dari dinas terkait agar bibit sawit yang digunakan dalam program PSR memiliki kualitas yang baik, bukan bibit asal-asalan.

Sebelumnya, Kepada Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh Cut Huzaimah menyebut Rekomtek di Aceh untuk PSR 2018 sekitar 3 ribu hektare, pada 2019 sekitar 13 ribu hektare, kemudian 2020 sekitar 12 ribu hektare, dan 2021 sekitar 2 ribu hektare, sementara tahun ini hingga 1 Juni 2022 sudah 148 hektare.

Program PSR dan bantuan sarana prasarana (sarpras) dinilai membantu dinas daerah dalam mendorong perbaikan budidaya dan alat untuk pekebun sehingga pekebun bisa tumbuh berkembang seperti di Aceh.

Bahkan bantuan sarpras yang dahulu enam kabupaten, kini menjadi sembilan kabupaten.

Adapun luas peremajaan sudah mencapai 300 hektare, pembangunan jalan 950 meter, kemudian bantuan alat transportasi dan pasca panen hingga bea siswa untuk 28 petani.

"Dengan adanya bantuan PSR dan sarpras maka sangat membatu petani terlebih biaya peremajaan tidaklah kecil,” katanya.

 

Pewarta: Khalis Surry

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022