Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Banda Aceh membahas kenaikan harga barang kebutuhan pokok di ibu kota Provinsi Aceh tersebut.

Pembahasan berlangsung di ruang rapat Sekdako Banda Aceh di Balai Kota Banda Aceh, Kamis.

Pembahasan dipimpin Asisten Keistimewaan, Ekonomi, dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Banda Aceh Ir Gusmeri.

Turut hadir dalam pembahasan inflasi tersebut para pejabat terkait di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh, Kepala Badan Pusat Statistik Banda Aceh Surya Adi Taufik, serta perwakilan Bank Indonesia.

Gusmeri mengungkapkan beberapa kebutuhan pokok masyarakat mengalami kenaikan pada Februari 2017. Kenaikan ini menyebabkan inflasi di Banda Aceh sebesar 0,02 persen.

"Beberapa kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga, di antaranya daging sapi dan minyak goreng. Inflasi ini diyakini terjadi karena permintaan meningkat untuk pelaksanaan kenduri maulid Nabi Muhammad SAW," kata dia.

Beberapa kebutuhan masyarakat yang mengalami penurunan harga, kata dia, di antaranya daging ayam ras, telur ayam ras, dan gula pasir. Sedangkan harga beras stabil karena di beberapa daerah di Aceh memasuki masa panen.

Gusmeri mengatakan, persoalan inflasi tersebut akan dibahas di Forum Banda Aceh, Sabang, dan Jantho sebab ketiga wilayah tersebut merupakan daerah yang saling ketergantungan satu sama lain.

"Saya pikir, bukan hanya soal kerja sama pariwisata saja yang dibahas. Masalah inflasi juga perlu dibahas di Forum Banda Aceh, Sabang, dan Jantho atau Basajan ini," ungkap Gusmeri.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Banda Aceh Surya Adi Taufik mengatakan, selain cabai merah, harga komoditas lainnya terus naik.

"Seperti bawang merah yang kini harganya mencapai Rp38 ribu lebih per kilogram. Padahal, minggu pertama Maret, harganya Rp31 ribu lebih per kilogram," kata Surya Adi Taufik.

Pewarta: Pewarta : M Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016