Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Timur menyatakan sebanyak 13 ekor sapi di daerah itu mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Di awal kasus PMK, ada 13 ekor sapi di  Aceh Timur mati akibat penyakit tersebut," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Timur Liza Murdhani di Aceh Timur, Senin.

Ia mengatakan kasus PMK awalnya muncul di kawasan Karang Inong, Kecamatan Ranto Peureulak. Saat itu, enam ekor sapi mati mendadak. Tidak lama kemudian tujuh ekor sapi lainnya juga mati di Kecamatan Peudawa. 

Setelah muncul kasus tersebut, lalu pihaknya menyurati Balai Veteriner Sumatera Utara di Medan, untuk turun ke lokasi dan mengambil sampel guna dilakukan pengujian.

Selain 13 ekor, saat ini sebanyak 1.422 ekor sapi di Aceh Timur masih terindikasi penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Semua sapi yang terinfeksi PMK berdasarkan laporan sudah kita tangani, bahkan 938 telah dinyatakan sembuh dari penyakit mulut dan kuku,"kata Liza Murdhani.

Liza Murdhani mengatakan penanganan sapi yang terindikasi penyakit mulut dan kuku tersebut dilakukan dengan pemberian obat-obatan seperti antibiotik maupun vitamin.

Terkait upaya lain mencegah penularan dan penyebaran wabah PMK tersebut, Liza Murdhani mengatakan pihaknya masih menutup seluruh pasar hewan untuk sementara waktu di Kabupaten Aceh Timur.

"Penutupan pasar hewan dilakukan hingga kondisi PMK di Aceh Timur telah aman dan komitmen bersama di kabupaten kota di sekitar Aceh Timur,"kata Liza Murdhani.
 

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022