Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyebutkan konflik harimau di Aceh terjadi karena terganggunya sumber makanan satwa liar tersebut.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman di Banda Aceh, Rabu, mengatakan ketika sumber makanan di habitatnya  tidak ada lagi, satwa liar seperti harimau mencari ke tempat lain hingga memasuki pemukiman penduduk.

"Eksistensi satwa liar tersebut adalah mencari makan untuk hidup. Ketika sumber makanan tidak ada lagi di habitatnya, satwa liar tersebut mencari ke tempat lain dan masuk ke pemukiman penduduk," kata Kamarudzaman.

Menurut Kamarudzaman, terganggu habitat dan sumber makanan harimau maupun satwa liar dilindungi lainnya tersebut juga berdampak pada populasi. 

Kamarudzaman mengaku tidak memiliki catatan lengkap berapa jumlah gangguan harimau di Aceh, khususnya wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh meliputi kawasan pesisir timur dan dataran tinggi Aceh.

Namun begitu, konflik harimau sering terjadi di antaranya di wilayah Kabupaten Aceh Timur dan beberapa kabupaten lainnya di provinsi Aceh, kata Kamarudzaman.

"Gangguan harimau terakhir terjadi di Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan. Namun, saya tidak bisa menanggapinya karena itu bukan wilayah kerja kami,"  kata Kamarudzaman.

Sebelumnya, seekor harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) ukuran dewasa dilaporkan memangsa dua ekor kambing ternak warga di Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan.

Kepala Resor Konservasi Wilayah 15 Tapaktuan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Wirli mengatakan satwa liar dilindungi tersebut dilaporkan memangsa kambing warga pada Jumat (15/7) magrib.

"Harimau tersebut dilaporkan mangsa dua ekor kambing di sebuah kandang di belakang SDN 2 di Desa Batu Itam, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan," kata Wirli.

Keberadaan harimau sumatra memangsa hewan ternak tersebut, membuat masyarakat setempat resah. Masyarakat juga diminta mewaspadai kemunculan satwa liar dilindungi tersebut.

Wirli mengatakan tim Resor Konservasi Wilayah 15 Tapaktuan BKSDA Aceh sudah turun ke lokasi harimau dilaporkan memangsa dua ekor kambing masyarakat tersebut.

"Tim juga sudah memeriksa lokasi serta memasang kamera pemantau. Jika nanti ditemukan keberadaan harimau tersebut, kami upayakan penggiringan kembali ke kawasan hutan," kata Wirli.

Wirli mengatakan masyarakat juga meminta pemasangan perangkap. Namun, pemasangan perangkap belum bisa dilakukan karean harus mendapat izin dari BKSDA Aceh.

"Jika sudah dapat izin, kami akan pasang perangkap harimau tersebut. Kami mengimbau masyarakat berhati-hati dan tidak keluar rumah apabila tidak ada keperluan penting. Kemudian, tidak ke kebun sendirian," kata Wirli.

Harimau sumatra merupakan satwa dilindungi di Indonesia. Berdasarkan daftar satwa lembaga konservasi internasional, IUCN, harimau sumatra hanya ditemukan di Pulau Sumatra, berstatus kritis dan berisiko punah di alam liar.
 

Pewarta: Muhammad HSA

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022