Blangpidie (ANTARA Aceh) - Pelabuhan Kelas III Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh, membutuhkan fasilitas terminal penumpang, sehingga masyarakat yang ingin menggunakan jasa transportasi laut menjadi lebih nyaman.

Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Susoh, Jaruslim di Blangpidie, Rabu mengatakan, kendala saat ini belum adanya fasilitas terminal penumpang di Pelabuhan Susoh ini, sehingga penumpang kapal menjadi tidak nyaman.

Jaruslim mengaku selama ini merasa kasihan terhadap para penumpang yang hendak berlayar dengan kapal perintis melalui Pelabuhan Susoh, karena terkadang calon penumpang terpaksa harus berteduh di teras gudang atau di teras kantor pelabuhan untuk menghindari teriknya matahari.

"Saya merasa kasihan lihat para calon penumpang. Terkadang mereka harus berteduh di teras gudang atau di teras kantor pelabuhan saat menantikan kehadiran kapal perintis. Apalagi, selama ini penumpang sangat ramai keluar masuk melalui Pelabuhan Susoh ini," katanya.

Menurutnya, banyaknya penumpang kapal perintis yang keluar masuk melalui Pelabuhan Susoh tersebut, setelah pelabuhan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan dan Pelabuhan Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat ditutup sementara karena sedang dalam perbaikan.

"Sebelumnya jadwal kapal masuk cuma satu kali dalam satu Minggu. Namun, sejak dua pelabuhan di kabupaten tetangga itu rusak, maka jadwal ditambah menjadi dua kali karena cukup banyak warga bepergian melalui pelabuhan kita ini," ujar dia.

Semua penumpang di Pelabuhan Susoh dilayani kapal milik pemerintah yang dikelola oleh Pelni, yakni kapal perintis KM Sabuk Nusantara-35 dengan rute Kabupaten Abdya - Kabupaten Simeulue dengan harga tiket Rp20 ribu per orang.

"Jumlah penumpang kapal perintis saat ini sudah lumayan banyak, sekali berlayar dari Abdya - Simeulue rata-rata mencapai 300 penumpang, begitu juga sebaliknya. Jadi, kita harapkan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah kabupaten dapat membangun fasilitas terminal, kasihan mereka," katanya.

Selain belum memiliki fasilitas terminal penumpang, Pelabuhan Kelas III Susoh, Abdya tersebut, juga sudah mengalami kedangkalan di sebelah sisi dermaga, sehingga kapal jenis kargo tidak dapat bersandar dipelabuhan tersebut.

"Kalau jenis kapal perintis masih bisa bersandar, tapi kalau kapal jenis kargo besar tidak bisa, karena di sisi dermaga ini sudah dangkal dengan kedalaman lebih kurang sekitar 7 meter lagi, sedangkan sebelumnya, kedalaman sisi dermaga Pelabuhan Susoh ini mencapai 11 meter lebih," katanya.

Menurutnya, terjadinya pendangkalan tersebut disebabkan oleh faktor ombak laut yang menghasilkan sedimen pasir menumpuk, karena sistem Pelabuhan Susoh saat ini tidak memiliki break water (pemecah ombak) dan ditambah lagi berdekatan dengan muara sungai.

"Ini bukan pelabuhan yang dibuat menggunakan break water atau sistim kolam, Jadi, sendimen pasir cepat menumpuk akibat ombak laut. Apalagi pelabuhan ini dekat dengan muara, tentu mudah terjadi kedangkalan. Tapi, kalau pelabuhan memiliki break water menjadi lebih aman seperti di Kota Lhokseumawe," demikian Jaruslim.

Pewarta: Pewarta : Suprian

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016