Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) resmi memasang Burung Garuda yang terbuat dari Batu Giok Aceh jenis "Black Jade" di Tugu Kongres Santri Pancasila, berlokasi di depan Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh.

“Semoga dengan pemasangan burung Garuda dari Batu Giok Black Jade Aceh ini, akan semakin menguatkan nilai-nilai Pancasila bagi masyarakat Aceh,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Aceh Barat, DR Kurdi di Meulaboh, Sabtu.

Menurutnya, Burung Garuda yang memiliki bobot mencapai 1,5 ton tersebut dikerjakan oleh seorang seniman di sebuah tempat di Meulaboh, Ibu Kota Kabupaten Aceh Barat.

Semua bahan dasar pembuatan Burung Garuda tersebut menggunakan Batu Giok Aceh jenis Black Jade, yang selama ini dikenal sebagai batu alam terbaik dari Aceh.

Burung Garuda yang diukir menggunakan tangan tersebut juga sama persis dengan lambang Burung Garuda yang memiliki logo lima sila Pancasila.

DR Kurdi mengatakan Tugu Kongres Santri Pancasila pertama di Indonesia tersebut secara keseluruhan  memiliki tinggi mencapai delapan meter, terdiri dari lima pilar masing-masing setinggi lima meter, dan tinggi Burung Garuda mencapai tiga meter menjulang ke atas dengan gagah.

Pada kelima pilar tersebut juga memuat lima sila Pancasila, dan di bawah tugu tersebut nantinya juga akan di pasang foto Presiden Republik Indonesia pertama Ir
Soekarno, dan foto sejumlah ulama Aceh dan ulama dari Aceh Barat.

Sedangkan di bagian depan tugu juga akan dipasang logo Kabupaten Aceh Barat dengan diapit dua senjata tradisional khas Aceh Barat yakni Rencong Aceh.

Sedangkan rencana peresmian tugu bersejarah tersebut dijadwalkan pada akhir September 2022, kata Kurdi.
 
Tugu Kongres Santri Pancasila pertama di Indonesia yang telah tuntas dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Barat berlokasi di depan Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Jumat (2/9/2022). (ANTARA/Teuku Dedi Iskandar)


Sementara itu Bupati Aceh Barat H Ramli MS mengatakan pembangunan tugu tersebut bertujuan memperingati momentum bersejarah bahwa santri dan ulama di Aceh telah menggelar Kongres Santri Pancasila pertama di Indonesia, yang telah dilaksanakan pada November 2021 lalu di Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat.

Menurutnya, tugu ini dibangun untuk mengingatkan kembali sejarah kepada masyarakat Aceh dan rakyat Indonesia, bahwa Pancasila dan Bangsa Indonesia lahir dari tangan dan perjuangan para ulama, santri, dan rakyat dalam membela serta memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Tugu yang dibangun atas inisiatif dirinya tersebut juga untuk membuktikan kepada masyarakat dan Pemerintah Republik Indonesia bahwa rakyat Aceh sangat mencintai Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga saat ini.

"Pembangunan tugu ini juga membuktikan bahwa pembumian Pancasila di Indonesia, dimulai dari Aceh sampai Papua," kata Ramli MS.

Ramli MS mengatakan Tugu Kongres Santri Pancasila pertama di Indonesia tersebut, dirancang oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Aceh Barat.

Bupati Aceh Barat H Ramli MS menjelaskan latar belakang hadirnya Tugu Kongres Santri Pancasila dilakukan atas prakarsa ulama dan santri di Aceh, yang telah
melaksanakan Kongres Santri Pancasila pertama di Indonesia pada akhir tahun 2021 di Aceh Barat.

"Tugu ini saya bangun sebagai wujud apresiasi saya kepada seluruh ulama dan santri di Aceh, atas kecintaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Bupati Ramli MS di Meulaboh.

Ia berharap, dengan adanya pembangunan tugu tersebut, dapat mendorong kembali kecintaan masyarakat untuk mencintai Pancasila sebagai dasar dan lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dimulai dari Aceh.

Ia juga menjelaskan, lahirnya Republik Indonesia juga atas prakarsa santri dan ulama yang sering mendengungkan sebutan Allahu Akbar di setiap medan pertempuran, saat merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Bahkan sebutan kata Allahu Akbar juga didengungkan oleh Jenderal Sudirman yang merupakan seorang santri saat berjuang untuk meraih kemerdekaan Republik Indonesia.

“Jenderal Sudirman kan seorang santri, yang mendirikan dan memperjuangkan lahirnya bangsa Indonesia juga santri dan ulama,” kata Ramli MS.

Bupati Ramli MS juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh santri dan ulama di Aceh, yang telah memprakarsai lahirnya Kongres Santri Pancasila pertama di Indonesia yang sudah dilaksanakan di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat pada 2021 silam.

Ia juga menjelaskan, peletakan batu pertama pembangunan Tugu Kongres Santri Pancasila pertama di Indonesia tersebut telah dimulai pada Rabu, 19 Januari 2022 lalu.

"Pembangunan tugu yang akan menjadi salah satu ikon Kabupaten Aceh Barat ini bertujuan untuk mengenang jasa para santri dan ulama, dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dahulu serta sebagai simbol dalam menjaga nilai-nilai Pancasila di Bumi Teuku Umar,” kata Ramli MS.

Menurutnya, Tugu santri Pancasila ini merupakan patokan titik perjuangan dalam menjaga ideologi Pancasila untuk dikembangkan ke seluruh pelosok daerah, sehingga masyarakat bisa mengetahui makna dari Pancasila dan lambang burung Garuda.

"Pancasila lah yang bisa mempersatukan seluruh komponen Bangsa di tengah berbagai macam suku dan agama yang dimiliki Indonesia. Dengan adanya persatuan, Bangsa ini akan semakin kokoh dan sejahtera," tuturnya.

Selain pembangunan Tugu Santri Pancasila pertama di Indonesia,  saat ini Pemerintah Kabupaten Aceh Barat juga sedang melakukan pembangunan Gedung Balai Pancasila yang letaknya berdampingan dengan balai pengkajian tauhid tasawuf milik MPTT Aceh Barat, berlokasi di depan Masjid Agung Baitul Makmur Melaboh.

Nantinya diharapkan Gedung Balai Pancasila Aceh barat ini bisa menjadi tempat bagi masyarakat untuk mempelajari serta menguatkan nilai yang terkandung dalam butir-butir Pancasila.

Selain itu, pemerintah daerah saat ini terus melakukan program pelatihan bagi para tenaga pengajar di pesantren tradisionak (dayah) maupun pesantren moderen, guna memberikan edukasi kepada santri dan masyarakat tentang pentingnya menjaga ideologi Pancasila dan akidah yang benar di tengah era globalisasi saat ini.

“Sampai kapan pun, Aceh tetap bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak bisa dipisahkan. Karena masyarakat Aceh tetap setia dengan Republik Indonesia,” kata Ramli MS.
 

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022