Damaskus (ANTARA Aceh) - Delapan orang tewas dan 20 orang lagi cedera pada Ahad (24/7), ketika beberapa bom mortir menghantam permukiman di Ibu Kota Suriah, Damaskus, kata satu sumber yang mengetahui kepada Xinhua.

Pemboman baru itu ditujukan ke Kota Tua Damaskus, termasuk satu restoran, permukiman Malki dan kabupaten Bab Tuma.

Beberapa sumber dari Bab Tuma mengatakan pemerintah menutup jalan-jalan di Kota Tua Damaskus agar ambulans mudah bergerak.

Kebanyakan orang yang cedera dalam serangan tersebut dibawa ke Rumah Sakit Prancis di Daerah Qassa, yang berdekatan, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin sore.

Bom mortir yang mendarat di satu restoran di Permukiman Qaimariyeh di Kota Tua Damaskus, membuat warga jadi panik, sementara orang yang cedera dibawa ke rumah sakit.

Serangan itu adalah serangan besar pertama yang menghantam Ibu Kota Suriah sejak Februari, ketika "kesepakatan ketenangan" dicapai antara pasukan Suriah dan gerilyawan setelah kesepakatan AS-Rusia.

Belum jelas apa yang memicu serangan baru tersebut, tapi bentrokan berkecamuk di tempat bergolak lain di ujung utara Damaskus. bentrokan itu diikuti oleh laporan dari kantor berita resmi Suriah, SANA, bahwa gerilyawan meledakkan saluran air yang memasok air minum ke Ibu Kota Suriah.

Ditambahkannya, pekerja pemeliharaan bergegas untuk memperbaiki kerusakan akibat ledakan pada saluran air.

Damaskus hampir menjadi satu-satunya tempat yang memperoleh manfaat dari beberapa kesepakatan gencatan senjata dan penghentian permusuhan yang telah diumumkan belum lama ini.

Jalan yang sepi pada malam hari telah kembali ramai selama beberapa bulan belakangan, namun serangan mortir baru itu dapat mengancam kedamaian yang dirasakan warga Damaskus belakangan ini.

Menurut data PBB, sampai April, perang Suriah telah menewaskan sebanyak 300.000 orang.

Lebih dari 7,6 juta orang dipaksa menjadi pengungsi di dalam negeri mereka, sementara lebih dari lima juta orang lagi telah menyelamatkan diri ke negara tetangga. Ratusan ribu orang lagi juga telah mengungsi ke Eropa.

Sementara itu, sebanyak 200.000 sampai 300.000 orang menghadapi resiko pengepungan, dan banyak rumah sakit serta prasarana sipil lain juga telah terpengaruh oleh pertempuran, katanya.

Pada Jumat (22/7) PBB mengumumkan barang bantuan termasuk makanan, alat pendidikan, air dan alat kebersihan telah dikirim kepada 32.000 orang di Kota Qalaat Al-Madiq, yang sulit dicapai di Gubernuran Hama di Suriah.

Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq mengatakan dalam satu taklimat harian bahwa rombongan antar-lembaga mengirim bantuan tersebut, tapi sebagian alat medis dan operasi telah dipindahkan selama proses pemuatan.

(Uu.C003)

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016