Komunitas Rasasastra bersama Yayasan Negeri Rempah mengadakan workshop dan literasi seni budaya untuk mengenalkan bermacam rasa rempah pada masyarakat dengan "'Kosa Rasa".
"Rasasastra bekerja sama dengan Yayasan Negeri Rempah membentuk konsep besar, Kosa Rasa. Kosa rasa adalah perbendaharaan rasa akan rempah," ucap Gisel Anindita, perwakilan Rasasastra dan Yayasan Negeri Rempah yang ditemui dalam acara 'Rasasastra Union' di Jakarta, Minggu.
Dalam acara ini, Rasasastra bekerja sama dengan banyak komunitas yang menyajikan bermacam olahan rempah dan tempe seperti Wedangan Q dan Tempe.ide.
Selain itu, juga ada literasi mengenai rempah melalui seni dan budaya dalam dongeng "Ando dan Ramuan Ajaib" yang dibawakan oleh Winson The storytelling family.
Gisel mengatakan ide dibentuknya Yayasan Negeri Rempah ini pada saat pandemi COVID-19, masyarakat disarankan meminum jamu sebagai usaha membentuk daya tahan tubuh. Namun, tidak semua orang menyukai jamu, termasuk anak-anak dan remaja.
"Awal mulanya ada salah satu penggagas Negeri Rempah selama pandemi kita disuruh minum jamu, empon-empon, tapi anak dan remaja enggak mau, bukannya enggak suka, tapi enggak dibiasakan kenal rasa itu," ucap Gisel.
Ia mengatakan Yayasan Negeri Rempah ingin mengenalkan bermacam rasa rempah agar masyarakat terutama anak-anak kenal dengan warisan makanan khas Indonesia dan familiar dengan rasanya.
Melalui Rasasastra, ia berharap masyarakat mudah teredukasi dengan kekayaan rempah Indonesia, salah satunya dengan workshop dan dongeng sebagai alat komunikasinya.
"Kenapa Rasasastra tertarik, karena inline-nya literasi tidak hanya tulisan, tapi juga lisan. Salah satu literasi lisan itu adalah mengajarkan rempah-rempah, tentang banyaknya warisan makanan Indonesia dengan workshop dan dongeng," ucapnya.
Gisel berharap semakin banyak masyarakat mengetahui rasa dari rempah-rempah Indonesia dan bertambahnya komunitas pecinta rempah-rempah.
Selain menyajikan olahan rempah, dalam acara ini juga diadakan workshop belajar aksara Jawa dan penampilan tarian dari Anindaloka.
"Awal mulanya ada salah satu penggagas Negeri Rempah selama pandemi kita disuruh minum jamu, empon-empon, tapi anak dan remaja enggak mau, bukannya enggak suka, tapi enggak dibiasakan kenal rasa itu," ucap Gisel.
Ia mengatakan Yayasan Negeri Rempah ingin mengenalkan bermacam rasa rempah agar masyarakat terutama anak-anak kenal dengan warisan makanan khas Indonesia dan familiar dengan rasanya.
Melalui Rasasastra, ia berharap masyarakat mudah teredukasi dengan kekayaan rempah Indonesia, salah satunya dengan workshop dan dongeng sebagai alat komunikasinya.
"Kenapa Rasasastra tertarik, karena inline-nya literasi tidak hanya tulisan, tapi juga lisan. Salah satu literasi lisan itu adalah mengajarkan rempah-rempah, tentang banyaknya warisan makanan Indonesia dengan workshop dan dongeng," ucapnya.
Gisel berharap semakin banyak masyarakat mengetahui rasa dari rempah-rempah Indonesia dan bertambahnya komunitas pecinta rempah-rempah.
Selain menyajikan olahan rempah, dalam acara ini juga diadakan workshop belajar aksara Jawa dan penampilan tarian dari Anindaloka.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022