Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melatih puluhan keluarga di provinsi paling barat Indonesia terkait penanggulangan bencana tahap awal sekaligus memahami resiko bencana, dalam upaya meminimalisir korban jiwa saat bencana.

Sekretaris BPBA Muhammad Syahril, Senin, mengatakan bahwa pembentukan keluarga tangguh bencana itu dikemas dalam bentuk Jambore Keluarga Tangguh Bencana (Katana) yang berlangsung di Banda Aceh, selama tiga hari mulai hari ini.

“Seandainya saja warga Aceh mengetahui dan memahami risiko serta bagaimana mereka merespon, korban tidak akan banyak seperti saat tsunami tahun 2004 silam,” Syahril di Banda Aceh.

Bencana gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Aceh 17 tahun silam menjadi pelajar berharga, agar masyarakat sadar untuk terus meningkatkan pengetahuan tentang mitigasi bencana.

Syahril berharap melalui Jambore Katana dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat, kesadaran dan ketangguhan keluarga dalam menghadapi bencana

Menurut dia, pengetahuan kebencanaan menjadi sangat penting sebagai salah satu tahap menuju Katana. Kemudian, setiap keluarga juga diharapkan memiliki rencana darurat keluarga yang dapat dipraktekkan saat bencana.

“Setiap dari kita harus siaga setiap saat dan di manapun kita berada,” katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBA Fazli mengatakan Jambore Katana melibatkan 80 peserta asal Gampong Tibang, Alue Naga, Deah Raya dan Jeulingke di Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.

Pihaknya melibatkan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan Aceh, SAR Aceh, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Aceh dan Psikodista Banda Aceh, untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat dalam membentuk Katana.

“Mengingat keluarga merupakan kelompok terkecil yang paling rentan menderita karena bencana, oleh karena itu, mereka diharapkan untuk mampu menghindari atau mengurangi risiko bencana,” katanya.
 

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022