Dinas Kesehatan Pidie menyatakan Kasus polio atau lumpuh layuh pada anak-anak ditemukan di Kabupaten itu pada November 2022.

“Kasus polio ini telah dikonfirmasi dari hasil pemeriksaan laboratorium Prof Sri Oemijati, Kemenkes Jakarta yang merupakan laboratorium rujukan nasional,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pidie, dr Arika Aboebakar di Pidie, Jumat. 

Arika mengatakan kasus tersebut dialami oleh A (7), diketahui awal kejadian dengan sakit demam kemudian muncul nyeri pada persendian dan kelemahan anggota gerak. 

Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium diketahui bahwa pasien terinfeksi virus polio.

Ia mengatakan pihaknya bersama dengan tim dari Dinkes Aceh, Kementerian Kesehatan, WHO, dan UNICEF sudah melakukan respon awal berupa Penyelidikan Epidemiologi (PE) termasuk pencarian kasus tambahan di wilayah terdampak baik di masyarakat maupun melalui kunjungan ke Puskesmas dan RS setempat.

Selain itu, melakukan review cakupan imunisasi dan penilaian kondisi sosial (social assessment) untuk mengetahui bagaimana penerimaan masyarakat di wilayah terdampak terhadap imunisasi, serta koordinasi dan pengaktifan Tim Gerak Cepat (TGC) juga segera dilakukan.

“Perlu diketahui virus polio menular melalui air yang tercemar tinja yang mengandung virus polio. Jika virus ini masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi polio secara lengkap, maka virus akan berkembang biak di saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan,” katanya. 

Menurutnya, hal ini dapat terjadi jika cakupan imunisasi rendah dalam jangka waktu yang cukup lama ditambah dengan kondisi sanitasi lingkungan yang tidak baik, seperti perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Penanganan pasien saat ini sudah dilakukan kunjungan ulang oleh Dokter Spesialis Anak dan dianjurkan untuk dilakukan rehabilitasi medik. 

Ia mengatakan Dinkes melalui Puskesmas Mane memfasilitasi rujukan ke RSUD T Chik Ditiro untuk segera menanggulangi KLB maka sesuai dengan petunjuk dari Tim Komite Ahli maka akan segera dilakukan respon imunisasi sub-PIN dengan memberikan imunisasi tetes polio untuk semua anak usia 0 - <13 tahun agar terbentuk kekebalan terhadap polio.

Kemudian penguatan sistem surveilans untuk mendeteksi cepat adanya kasus lumpuh layuh mendadak di masyarakat. 

“Kita menargetkan capaian imunisasi hingga 95 persen dan merata di semua wilayah, agar kekebalan komunitas dapat tercapai,” kata Arika.

PJ Bupati Pidie, Wahyudi Adisiwanto mengatakan segera mengatasinya dimulai dengan meningkatkan edukasi masyarakat tentang pentingnya imunisasi rutin dan perilaku hidup bersih sehat. 

“Dengan ditemukannya kasus polio di Pidie, maka kami menyatakan ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena seperti yang kita ketahui Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sudah dinyatakan bebas polio dan dunia saat ini bergerak menuju eradikasi untuk menghilangkan polio dari seluruh negara,” kata Wahyudi Adisiswanto. 

Ia juga mengajak masyarakat untuk memulai kehidupan yang bersih karena sangat penting, seperti perilaku saat melakukan BAB di jamban.

Selain itu Dinkes juga telah melibatkan seluruh pihak mulai dari pimpinan daerah beserta satuan kerja pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, kelompok remaja, PKK, organisasi profesi, ormas, lembaga pendidikan, kader, akademisi, media massa, dan swasta untuk mendukung pencegahan penularan virus polio.

Pewarta: Mira Ulfa

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022