Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh mencatat produksi udang vaname dari tambak klaster percontohan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di wilayah Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang melebihi target yang ditetapkan.

"Kalau untuk produksi udang vaname dari tambak klaster KKP di Aceh Timur dan Aceh Tamiang itu sudah melebihi target 15 ton per hektare tahun ini," kata Kepala DKP Aceh Aliman, di Banda Aceh, Senin.

Aliman menyebutkan, adapun luas tambak udang vaname klaster Aceh Timur itu lebih kurang seluas lima hektare, dan yang baru berproduksi sekitar dua hektare, produksinya mencapai 37 ton. 

Baca juga: 16 hektare tambak di Aceh Timur jadi program budi daya udang milenial

Sedangkan dari tambak klaster Aceh Tamiang, kata Aliman, dari total seluas delapan hektare, saat ini baru dua hektare yang berproduksi. Tetapi hasilnya sudah mencapai 38 ton. 

"Artinya, produksi dari klaster Aceh Timur mencapai 18,5 ton per hektare, dan Aceh Tamiang 19 ton per hektare nya. Sudah melebihi target 15 ton per hektare," ujarnya.

Dirinya menuturkan, tambak klaster udang vaname di Aceh Timur dimulai sejak 2021 dan saat ini sudah mencapai siklus ketujuh. Sedangkan klaster Aceh Tamiang yang baru digagas tahun ini baru pada siklus kedua.

Baca juga: Produksi udang vaname di Aceh Jaya lebihi target

Aliman menyampaikan, budidaya udang vaname dari tambak klaster Aceh Timur dan Aceh Tamiang itu sangat ramah lingkungan, apalagi juga memiliki treatment untuk mendukung kualitas air di sana.

Aliman menyatakan, bahwa udang vaname dari klaster Aceh Timur dan Aceh Tamiang tersebut saat ini sedang berhenti dilakukan tebaran, hal itu karena harganya sudah turun, sehingga para petambak masih menunggu harganya naik kembali.

Baca juga: Misi dagang Aceh-Jatim, DKP pasarkan udang vaname dan kepiting sangkak

Saat ini sementara tidak di tebar dulu, sambil menunggu naiknya harga udang, karena relatif turun harga udang saat ini. Meskipun harga BBM naik, cuman harga udang turun pembudidaya kita sedikit mengeluh. 

"Udang tujuannya kan ekspor, karena ekspor terganggu maka otomatis harga sedikit turun, ke depan kita harapkan bisa stabil lagi, dan produksinya kembali meningkat," demikian Aliman.


 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022