Sabang (ANTARA Aceh) - Seorang pasien peserta Askes, Nazariah (50) yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sabang, terpaksa harus membeli obat, karena persediaan di rumah sakit itu tidak ada.

"Anak saya pengawai di Sabang dan dia terdaftar sebagai pasien Askes, tapi tetap saja harus beli obat," keluh ibu kandung Nazariah, Absah yang sedang menjaga anaknya di ruang Kelapa Gading RSUD Kota Sabang, Kamis.

Absah mengakui, petugas RSUD Sabang menyampaikan obat di rumah sakit paling ujung barat Indonesia tersebut banyak yang kosong dan pihaknya diharuskan membeli obat dengan menggunakan biaya sendiri.

"Katanya obat tidak ada dan kami harus membeli obat jenis Metronidazole Intravenous Infusion sendiri dengan harga Rp65.000 perbotol kecil dan kami membelinya 4 botol total keseluruhan Rp260.000," sebut Absah sembari menunjukkan kwitansi.

Lanjut orangtua Nazariah, obat yang ia beli ada beberapa jenis dengan menggunakan uang pribadi, padahal setiap bulan gaji pasien dipotong oleh pihak Askes untuk biaya kesehatan.

"Kami juga membeli obat NACL Natrium Klorida dan gaji anak saya setiap bulan dipotong untuk biaya kesehatan, tapi saat berobat tetap saja obatnya harus kami beli lagi," tutur Absah dengan nada kesal.

Absan menambahkan, pihaknya sangat kecewa terkait banyaknya obat -obatan yang kosong di RSUD Sabang.

"Katanya obat yang kita beli ini bisa diklaim kembali ke BPJS tapi saat kami urus sangat susah administrasinya dan harus menunggu lama," ujarnya.

Keluarga pasien juga mwngatakan, semua perbuatan anak manusia dimuka bumi akan dimitai pertanggung jawaban oleh Allah SWT di yaumil akhir.

"Jika mereka tidak memberikan hak orang biar saja mereka mempertanggungkannya dengan Allah," tuturnya.

Nazariah merupakan warga, Bay Pass, Cot Ba U, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang sudah dirawat si ruang Kelapa Gading RSUD Sabang sejak tiga hari yang lalu dan mengalami demam serta menderita beberapa penyakit lainnya yang belum kunjung membaik.

Kemudian, Direktur RSUD Kota Sabang, Masri mengakui, ia sudah memperoleh informasi adanya pasien yang harus membeli obat sendiri dan ia berjanji akan segera mengkaji persoalan tersebut.

"Sekarang sistem pengadaan obat pakai e-katalok dan kita butuh waktu. Mengenai ketersediaan obat sebagian saya tahu ada obat yang kosong dan sebagiannya tidak," katanya.

Pewarta: Irman Yusuf

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016