Kelompok masyarakat di Desa Ujong Drien, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, mengembangkan budi daya lele untuk kemandirian ekonomi masyarakat di daerah ini.
“Alhamdulillah, saat ini kami sudah memanen lele mencapai 600 kilogram setiap masa panen,” kata Ketua Kelompok Budi Daya Lele Kelompok Meulangkah, Desa Ujong Drien, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Hendri Saputra, Jumat.
Ia mengatakan budi daya lele yang dikembangkan kelompok masyarakat di daerah pesisir tersebut berasal dari dana bantuan sebuah perusahaan tambang batu bara di Aceh Barat.
Baca juga: Jalankan program reklamasi, PT Timah akan tenggelamkan 1.920 rumah ikan
Hendri Saputra mengatakan sebagian besar hasil panen lele telah didistribusikan ke pasar untuk kebutuhan masyarakat lokal.
Untuk meningkatkan produksi, kata dia, kelompok budi daya lele melakukan penaburan bibit lele dengan membeli 10 ribu bibit secara mandiri.
Sebanyak 10 ribu bibit lele tersebut dibeli dari keuntungan hasil panen yang selanjutnya dilakukan pengembangan dengan harapan saat panen tiga bulan ke depan produksi lele melimpah.
Selama ini, kata dia, dalam mewujudkan kemandirian ekonomi, khususnya dalam pengembangan ikan air tawar, kelompok masyarakat didampingi tim ari perusahaan pemberi bantuan untuk mengawasi dan memastikan kondisi bibit tidak ada gejala penyakit.
Baca juga: Tangkapan ikan didaratkan di PPN Idi capai 10.780 ton
Sementara itu, Group Head CSR, Exrel, & Corporate Communication PT Mifa Bersaudara Azizon Nurza di Meulaboh mengatakan bentuk kemandirian masyarakat ini menjadi target perusahaan untuk mewujudkan keberlanjutan program "corporate social responsibility" (CSR) yang dijalankan komunitas masyarakat.
Keberhasilan dan kemandirian masyarakat peternak lele tersebut, kata Azizon, dilakukan setelah perusahaan memberi pendampjngan peternak, termasuk memberikan bantuan pakan kepada peternak.
Baca juga: DKP ajak nelayan manfaatkan rumpon efisiensikan bahan bakar
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
“Alhamdulillah, saat ini kami sudah memanen lele mencapai 600 kilogram setiap masa panen,” kata Ketua Kelompok Budi Daya Lele Kelompok Meulangkah, Desa Ujong Drien, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Hendri Saputra, Jumat.
Ia mengatakan budi daya lele yang dikembangkan kelompok masyarakat di daerah pesisir tersebut berasal dari dana bantuan sebuah perusahaan tambang batu bara di Aceh Barat.
Baca juga: Jalankan program reklamasi, PT Timah akan tenggelamkan 1.920 rumah ikan
Hendri Saputra mengatakan sebagian besar hasil panen lele telah didistribusikan ke pasar untuk kebutuhan masyarakat lokal.
Untuk meningkatkan produksi, kata dia, kelompok budi daya lele melakukan penaburan bibit lele dengan membeli 10 ribu bibit secara mandiri.
Sebanyak 10 ribu bibit lele tersebut dibeli dari keuntungan hasil panen yang selanjutnya dilakukan pengembangan dengan harapan saat panen tiga bulan ke depan produksi lele melimpah.
Selama ini, kata dia, dalam mewujudkan kemandirian ekonomi, khususnya dalam pengembangan ikan air tawar, kelompok masyarakat didampingi tim ari perusahaan pemberi bantuan untuk mengawasi dan memastikan kondisi bibit tidak ada gejala penyakit.
Baca juga: Tangkapan ikan didaratkan di PPN Idi capai 10.780 ton
Sementara itu, Group Head CSR, Exrel, & Corporate Communication PT Mifa Bersaudara Azizon Nurza di Meulaboh mengatakan bentuk kemandirian masyarakat ini menjadi target perusahaan untuk mewujudkan keberlanjutan program "corporate social responsibility" (CSR) yang dijalankan komunitas masyarakat.
Keberhasilan dan kemandirian masyarakat peternak lele tersebut, kata Azizon, dilakukan setelah perusahaan memberi pendampjngan peternak, termasuk memberikan bantuan pakan kepada peternak.
Baca juga: DKP ajak nelayan manfaatkan rumpon efisiensikan bahan bakar
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023