Badan Pusat Statistik (BPS) Perwakilan Aceh mencatat bahwa angka kelahiran total di Aceh menurun selama lima dekade terakhir, yakni dari angka 6,27 pada Sensus Penduduk (SP) 1971 hingga 2,42 pada sensus 2020.

"Sensus Penduduk 1971 mencatat angka kelahiran total sebesar 6,27 yang berarti seorang perempuan melahirkan sekitar 6-7 anak selama masa reproduksinya," kata Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Aceh Dadan Supriardi, di Banda Aceh, Rabu.

Kemudian, kata Dadan, untuk hasil Sensus Penduduk 2020 mencatat angka kelahiran sebesar 2,42, maka disimpulkan hanya sekitar 2-3 anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya.

Baca juga: BPS catat kematian bayi di Aceh turun hampir 90 persen

Menurutnya, penurunan angka tersebut disebabkan karena pendewasaan usia perkawinan yang sudah semakin tinggi, serta meningkatnya partisipasi perempuan pada pendidikan dan dunia kerja.

"Kalau kita lihat tingkat partisipasi kerja perempuan yang semakin tinggi tentu ini juga ada kaitannya dengan tingkat kelahiran yang terjadi," ujarnya.

Dadan menuturkan, jika dilihat dalam 50 tahun terakhir juga terjadi penurunan fertilitas remaja kelompok umur 15-19 yang cukup tajam, yaitu dari 158 hasil SP tahun 1971 turun hingga 16,40 pada SP 2020. Hal itu bisa dinilai sesuatu yang positif.

Dirinya menambahkan, puncak kelahiran terjadi pada kelompok perempuan umur 25-29 tahun, terdapat 151-152 kelahiran dari seribu perempuan umur tersebut, sedangkan kelompok perempuan umur 20-24 tahun dari seribu perempuan terdapat 96-97 kelahiran.

"Artinya pada kelompok usia muda anak yang dilahirkan rendah, semakin bertambah umur semakin banyak, dan puncaknya pada perempuan umur 25-29 tahun. Lalu, setelah kelompok umur tersebut, anak yang dilahirkan mengalami penurunan," demikian Dadan.
 
 
Baca juga: Sejumlah provinsi laporkan angka kematian nol karena COVID-19

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023