Banda Aceh (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan pemerintah mempercepat proses pemulihan pascabencana dan mulai memasuki fase awal pemulihan dengan terus mengintensifkan penanganan banjir serta longsor di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Banda Aceh, Kamis, mengatakan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat terus memadukan upaya pencarian dan pertolongan, distribusi logistik, pembukaan akses wilayah, hingga percepatan pemulihan awal.
"Seluruh langkah tersebut dilakukan secara paralel untuk memastikan keselamatan masyarakat sekaligus mempercepat pemulihan kehidupan warga terdampak," katanya.
Abdul Muhari menyampaikan penanganan bencana di tiga provinsi berdasarkan hasil pemutakhiran data hingga Kamis (18/12), terdapat penambahan korban meninggal dunia sebanyak sembilan jiwa.
Penambahan tersebut berasal dari Aceh Utara tiga jiwa, Aceh Timur dua jiwa. Kemudian, di Sumatera Utara meliputi Tapanuli Selatan satu jiwa, Langkat satu jiwa serta di Sumatera Bara meliputi di Agam dan Padang Pariaman, masing-masing satu jiwa.
"Kami menyampaikan simpati dan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun," kata Abdul Muhari dalam konferensi pers di Pusat Informasi dan Media Center yang disediakan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) RI.
Dengan penambahan itu, kata Abdul Muhati, jumlah korban meninggal dunia dalam bencana di tiga provinsi di Pulau Sumatra tersebut bertambah dari 1.059 jiwa menjadi 1.068 jiwa.
Sementara, jumlah korban hilang tercatat sebanyak 190 orang, berkurang dari 192 orang pada Rabu (17/12). Penurunan itu merupakan hasil dari operasi pencarian dan pertolongan yang terus dilakukan secara intensif di berbagai lokasi terdampak.
Jumlah pengungsi juga menunjukkan tren menurun. Hingga Kamis (18/12), tercatat 537.185 jiwa masih berada di titik-titik pengungsian, berkurang dari 577.600 jiwa dari hari sebelumnya.
"Penurunan jumlah pengungsi ini sejalan dengan membaiknya kondisi di sejumlah wilayah serta terbukanya kembali akses distribusi bantuan," kata Abdul Muhari.
BNPB juga mencatat masih terdapat 27 kabupaten/kota yang menetapkan status tanggap darurat, dengan satu daerah tambahan yang memperpanjang masa tanggap darurat.
Sesuai arahan Presiden Republik Indonesia, kata dia, fase tanggap darurat tahap kedua tidak hanya difokuskan pada pencarian dan pertolongan, tetapi juga diarahkan untuk mengoptimalkan fase pemulihan awal.
"Selain pencarian, distribusi logistik, pembukaan akses jalan, komunikasi, dan energi, kita mulai mengoptimalkan fase pemulihan awal. Target utama kita adalah secepat mungkin memulai pembangunan hunian sementara dan hunian tetap di lokasi-lokasi yang aman," katanya.
Menyangkut dengan distribusi logistik, Abdul Muhari mengatakan penyaluran bantuan di Provinsi Aceh pada Kamis (18/12) hingga pukul 14.00 WIB telah dilaksanakan 11 sorti pengiriman melalui jalur udara dengan total muatan 22,4 ton dari target 21 sorti.
"Kemudian, akses darat menghubungkan Aceh Utara-Bener Meriah-Takengon melalui Jalan Simpang KKA kini sudah dapat dilalui. Terbukanya jalur ini memperlancar pergerakan orang, barang, logistik, serta mobilisasi alat berat untuk percepatan pemulihan," katanya.
Abdul Muhari menambahkan pembangunan hunian sementara juga menunjukkan progres positif. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya telah mengusulkan lokasi dan saat ini sedang dilakukan pengecekan kesesuaian lahan.
Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menyiapkan lima titik lahan hunian sementara. Pemerintah Kabupaten Bener Meriah telah mengidentifikasi satu lokasi
Serta Pemerintah Kabupaten Pidie telah membangun 12 unit hunian menggunakan dana belanja tidak terduga (BTT) yang ditargetkan selesai dalam dua hingga tiga minggu.
"Penanganan ini dilakukan secara terpadu dan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk tidak hanya menangani dampak darurat bencana, tetapi juga memastikan pemulihan masyarakat berjalan aman, cepat, dan berkelanjutan," kata Abdul Muhari.
Baca juga: BNPB percepat pembangunan hunian sementara di daerah bencana Sumatera
