Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Jurusan Geologi Pertambangan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Samadua, Kabupaten Aceh Selatan, kurang peminat, sehingga dalam beberapa tahun terakhir mengalami kekosongan siswa.

Kepala Sekolah SMKN 1 Samadua, Drs Saifuddin di Samadua, Senin menyatakan, selain itu, dari empat jurusan pendidikan di sekolah vokasi tersebut, kondisi kekosongan siswa juga terjadi pada jurusan pemasaran.

Jurusan pemasaran, siswa yang ada hanya tinggal 9 orang mereka seluruhnya kelas 3, sedangkan kelas 1 dan 2 kosong. Sementara untuk Jurusan Geologi Pertambangan mulai kelas 1 hingga kelas 3 seluruhnya kosong sama sekali tidak ada siswa, katanya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, kondisi kekurangan siswa juga terjadi pada Jurusan Tehnik Komputer Jaringan (TKJ) dan Jurusan Tehnik Gambar Bangunan (TGB).

Untuk jurusan TKJ dari kelas 1 hingga kelas 3 hanya memiliki jumlah siswa sebanyak 49 orang ditambah siswa masuk dari sekolah lain 2 orang sehingga berjumlah 51 orang, sedangkan jurusan TGB hanya memiliki siswa 39 orang ditambah siswa masuk dari sekolah lain 3 orang sehingga berjumlah 42 orang.

"Dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 102 orang, jelas kami sangat kewalahan dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena tidak ada sumber pendanaan di sekolah ini selain berasal dari dana BOS dan iuran komite sekolah," ungkapnya.

Sebenarnya, kata dia, minat putra-putri tamatan SMP sederajat di Aceh Selatan khususnya yang berasal dari Kecamatan Samadua ingin bersekolah di SMK tersebut sangat banyak, namun karena image atau gambaran yang ada di tengah-tengah masyarakat setempat jika bersekolah di lembaga pendidikan vokasi tersebut membutuhkan biaya mahal sehingga para orang tua enggan mengizinkan anak-anaknya untuk menimba ilmu di sekolah itu.

Maka melalui media ini, Kepsek SMKN 1 Samadua mengimbau kepada para orang tua dan masyarakat Aceh Selatan secara keseluruhan agar merubah image tersebut, sebab biaya yang dipungut pihak sekolah tersebut murni untuk membiayai seluruh kebutuhan para siswa selama melaksanakan praktek kerja lapangan di sejumlah perusahaan besar dan ternama di luar Kabupaten Aceh Selatan bahkan ada yang diluar Provinsi Aceh.

"Sebagai lembaga pendidikan vokasi yang metode pengajarannya lebih banyak praktek lapangan ketimbang teori, sudah barang tentu biaya yang dibutuhkan untuk menunjang program pengajaran secara maksimal juga lebih besar," ujarnya.

Sebagai lembaga pendidikan kejuruan yang mengedepankan skill atau keahlian memang sudah menjadi sebuah keharusan mendidik siswa-siswinya menjadi tenaga terampil yang siap pakai dipasar tenaga kerja maupun ketika terjun di bidang dunia usaha, papar Saifuddin.

Bahkan, sambungnya, sekolah vokasi yang dinegerikan pada tahun 2007 hingga tahun 2016 ini telah melahirkan alumni sebanyak 8 angkatan, tercatat telah mampu mengirimkan siswanya dalam melakukan praktek kerja lapangan ke beberapa perusahaan pertambangan berskala besar baik dalam wilayah Provinsi Aceh maupun luar Aceh.

Dia menyebutkan, beberapa perusahaan pertambangan tersebut antara lain adalah PT Madina Madani Mining di Mandailing Natal, Sumatera Utara dan PT Anugerah, PT Indo Pacific Energy, PT Mifa Bersaudara, PT Bara Energi Lestari seluruhnya berada di Kabupaten Aceh Barat.

Selanjutnya PT Bumi Babahrot, PT Wajah Niaga, PT Juya Aceh Mining yang berlokasi di Kabupaten Aceh Barat Daya serta PT Pinang Sejati Utama di Menggamat, Kecamatan Kluet Tengah, Aceh Selatan.

Selain itu, ujarnya, SMKN Pertambangan Samadua juga memiliki fasilitas untuk menunjang proses belajar mengajar yang lengkap seperti laboratorium, ruang belajar serta tersedia tenaga pengajar yang berkompeten.

Sebab dari 13 orang guru yang berstatus PNS di sekolah tersebut rata-rata jebolan Universitas Negeri Medan (Unimed) dengan disiplin ilmu yang dimiliki rata-rata Sarjana Tehnik.

"Bahkan untuk meningkatkan kompetensi guru, kami juga telah memberikan beasiswa kepada dua orang guru untuk melanjutkan pendidikan S2 di Unimed yakni Asmara Bakti dan Habibullah Hasibuan," sebutnya.

Dia menyatakan, sebagai bukti bahwa mutu pendidikan di sekolah tersebut tergolong bagus, beberapa siswanya juga menerima program beasiswa bidik misi di sejumlah perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia seperti Universitas Negeri Malang dan Universitas Negeri Padang.

"Berdasarkan catatan kami, khususnya terhadap siswa tamatan Jurusan Geologi Pertambangan rata-rata tidak ada yang mengganggur sebab selain mayoritasnya melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri terkemuka di Indonesia sebagiannya juga telah diterima bekerja di sejumlah perusahaan pertambangan," katanya. 

Pewarta: Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016