Tokoh pemuda mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang segera memperbaiki infrastruktur jalan rusak berlubang di Kemukiman Bendahara Hilir,akibat banjir.

"Jalan penghubung antardesa dan kecamatan di Kemukiman Bendahara Hilir rata-rata sudah hancur. Terparah di Kampung Masjid yang merupakan jalan utama desa," kata tokoh pemuda Kemukiman Bendahara Muhammad Daud alias Wak Bedol Tamiang di Aceh Tamiang, Sabtu.

Bahkan, kata Wak Bedol demi keselamatan penguna jalan sejumlah warga desa harus menguras air yang tergenang di lubang badan jalan. Pasalnya lubang yang bertabur disepanjang jalan berdiameter lebar digenangi air hujan.

Baca juga: Ancam jiwa pengendara, Polresta Banda Aceh urai kemacetan di jembatan rusak

"Banyak yang sudah jatuh dan terperosok di jalan yang rusak parah. Akibat jalan rusak berdampak kepada mobilisasi masyarakat terutama para petani dan anak menuju ke sekolah terganggu," ujarnya.

Menurut dia kerusakan jalan sudah terjadi sejak tahun 2019. Kondisi itu diperparah oleh bencana banjir yang terjadi sepanjang tiga tahun berturut.

"Pascabanjir beberapa bulan lalu selain merusak jalan, tanggul penahan luapan sungai juga pada jebol dan kondisinya kritis," ungkap pria yang akrab disapa Wak Bedol Tamiang ini.
 

Lebih lanjut ia pun memaparkan infrastuktur jalan khususnya di Kemukiman Bendahara Hilir hampir secara keseluruhan sangat memprihatinkan. Kondisi jalan hancur seperti kolam buatan ini harus menjadi atensi Dinas PUPR.

Sebab, sebut M Daud jalan rusak meliputi delapan kampung yaitu, Kuala Penaga, Tanjung Binjai, Rantau Pakam dan Teluk Halban (empat kampung tepi sungai). Kemudian Teluk Kepayang, Teluk Kemiri, Tanjung Mulia dan Kampung Masjid Bendahara.

"Untuk delapan kampung di Kemukiman Bendahara Hilir tersebut panjang jalan yang mengalami kerusakan totalnya sekitar 5 kilometer," tukas Wak Bedol.

Sebelumnya Kepala Dinas PUPR Aceh Tamiang Edi Mofizal melalui Kepala Bidang Bina Marga Sri Novita mengatakan anggaran untuk perbaikan/perawatan status jalan kabupaten pada APBK TA 2023 sebesar Rp2 miliar.

Baca juga: Polisi: Jalan lintas Banda Aceh-Medan KM 81 rusak parah

Pemeliharaan jalan tersebut dikerjakan sistem swakelola dinas meliputi patching bahu jalan, pemotongan area aspal yang berlubang sekaligus penambalan hingga penimbunan untuk jalan tanah yang rusak/becek.

"Untuk pemeliharaan jalan rusak diprioritaskan yang dekat perkotaan dulu. Artinya jalan yang banyak orang lewat seperti daerah Upah, Alur Manis dan Kuala Simpang-Rantau," kata Sri Novita.
 

Namun begitu, sebut Novita bukan berarti jalan yang di dalam tidak diperbaiki, hanya saja pihaknya mengutamakan perbaikan jalan yang sangat mendesak/penting dulu. Bahkan untuk mengatasi perbaikan jalan rusak yang bersifat urgen tersebut Dinas PUPR Aceh Tamiang harus berhutang aspal kepada pihak ketiga pengusaha AMP.

"Kalau masih tersedia anggaran akan difokuskan untuk jalan poros perkampungan yang kondisinya putus dan rusak parah," ujar Nonik sapaan akrab Sri Novita.

Nonik juga mengakui waktu digelar Musrenbang di kecamatan-kecamatan mayoritas masyarakat minta perbaikan jalan yang rusak pasca banjir. Terutama jalan menuju ke sekolah dan jalan sentral penghubung antar kampung.

"Setelah perbaikan yang ini selesai (jalan perkotaan), nanti larinya ke sana semua (jalan desa) yang becek, putus dan pokoknya ada pemerataan," ucapnya.

Baca juga: Jalan lintas Banda Aceh-Medan KM 81 ambles akibat curah hujan tinggi

Pewarta: Dede Harison

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023