Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mendesak Gubernur Aceh menyelesaikan berbagai permasalahan buruh yang hingga kini masih terjadi di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.
"Kami terus mendesak Gubernur Aceh menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi kalangan buruh buruh yang hingga kini masih terus terjadi," kata Sekretaris KSPI Aceh Habibi Inseun di Banda Aceh, Sabtu.
Pernyataan tersebut disampaikan Habibi Inseun dalam rangka memperingati Hari Buruh Sedunia yang diperingati setiap 1 Mei. Peringatan hari buruh sedunia tersebut menjadi ajang bagi KSPI menyuarakan persoalan-persoalan yang masih dihadapi kalangan buruh.
Baca juga: Presiden Jokowi bagi sembako kepada buruh gendong
Habibi Inseun mengatakan berbagai persoalan buruh di Aceh tersebut seperti masih minimnya pekerja yang menerima program perlindungan sosial. Jumlah yang menerima tidak sebanding angka pekerja. Padahal, perlindungan sosial tenaga kerja tersebut merupakan perintah aturan perundang-undangan.
Kemudian, masih kurangnya kepatuhan perusahaan membayar upah pekerja sesuai upah minimum provinsi maupun kabupaten kota. Serta masih ada pekerja dengan status tidak jelas dan acap menjadi korban pemutusan hubungan kerja, kata Habibi Inseun.
"Aceh merupakan provinsi yang mengatur sistem perlindungan ketenagakerjaan berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh. Karena, kami mendesak Gubernur Aceh menyelesaikan berbagai macam persoalan yang masih dihadapi kalangan buruh di Aceh," kata Habibi Inseun.
Berkaitan dengan peringatan hari buruh sedunia, Habibi Inseun, pihaknya akan turun ke jalan untuk menyuarakan dan mengampanyekan berbagai persoalan tersebut dan mendesak Gubernur Aceh menyelesaikannya. Termasuk menyuarakan isu-isu berkaitan dengan buruh lainnya secara nasional.
"Adapun isu lainnya yang kami suarakan saat peringatan hari buruh nanti yakni pengesahan undang-undang pekerja rumah tangga, pengawalan revisi qanun ketenagakerjaan, mewujudkan reformasi agraria dan kedaulatan serta persoalan lainnya," kata Habibi Inseun.
Kampanye turun ke jalan tersebut, kata Habibi Inseun, dipusatkan di Kota Banda Aceh dengan mengambil beberapa titik. Di antaranya titik berkumpul di depan Masjid Raya Baiturrahman kemudian menuju ke Bundaran Simpang Lima serta Gedung DPR Aceh dan Pendopo Gubernur Aceh.
"Kami juga berkomitmen menjaga ketertiban dan kebersihan serta antianarkisme saat turun ke jalan. Kami terus memperjuangkan kesejahteraan buruh dan masyarakat di Provinsi Aceh serta Indonesia pada umumnya," kata Habibi Inseun.
Baca juga: FSPMI-KSPI minta pemerintah Aceh naikkan UMP 2023 hingga 13 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Kami terus mendesak Gubernur Aceh menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi kalangan buruh buruh yang hingga kini masih terus terjadi," kata Sekretaris KSPI Aceh Habibi Inseun di Banda Aceh, Sabtu.
Pernyataan tersebut disampaikan Habibi Inseun dalam rangka memperingati Hari Buruh Sedunia yang diperingati setiap 1 Mei. Peringatan hari buruh sedunia tersebut menjadi ajang bagi KSPI menyuarakan persoalan-persoalan yang masih dihadapi kalangan buruh.
Baca juga: Presiden Jokowi bagi sembako kepada buruh gendong
Habibi Inseun mengatakan berbagai persoalan buruh di Aceh tersebut seperti masih minimnya pekerja yang menerima program perlindungan sosial. Jumlah yang menerima tidak sebanding angka pekerja. Padahal, perlindungan sosial tenaga kerja tersebut merupakan perintah aturan perundang-undangan.
Kemudian, masih kurangnya kepatuhan perusahaan membayar upah pekerja sesuai upah minimum provinsi maupun kabupaten kota. Serta masih ada pekerja dengan status tidak jelas dan acap menjadi korban pemutusan hubungan kerja, kata Habibi Inseun.
"Aceh merupakan provinsi yang mengatur sistem perlindungan ketenagakerjaan berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh. Karena, kami mendesak Gubernur Aceh menyelesaikan berbagai macam persoalan yang masih dihadapi kalangan buruh di Aceh," kata Habibi Inseun.
Berkaitan dengan peringatan hari buruh sedunia, Habibi Inseun, pihaknya akan turun ke jalan untuk menyuarakan dan mengampanyekan berbagai persoalan tersebut dan mendesak Gubernur Aceh menyelesaikannya. Termasuk menyuarakan isu-isu berkaitan dengan buruh lainnya secara nasional.
"Adapun isu lainnya yang kami suarakan saat peringatan hari buruh nanti yakni pengesahan undang-undang pekerja rumah tangga, pengawalan revisi qanun ketenagakerjaan, mewujudkan reformasi agraria dan kedaulatan serta persoalan lainnya," kata Habibi Inseun.
Kampanye turun ke jalan tersebut, kata Habibi Inseun, dipusatkan di Kota Banda Aceh dengan mengambil beberapa titik. Di antaranya titik berkumpul di depan Masjid Raya Baiturrahman kemudian menuju ke Bundaran Simpang Lima serta Gedung DPR Aceh dan Pendopo Gubernur Aceh.
"Kami juga berkomitmen menjaga ketertiban dan kebersihan serta antianarkisme saat turun ke jalan. Kami terus memperjuangkan kesejahteraan buruh dan masyarakat di Provinsi Aceh serta Indonesia pada umumnya," kata Habibi Inseun.
Baca juga: FSPMI-KSPI minta pemerintah Aceh naikkan UMP 2023 hingga 13 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023