Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haytar menjajaki kerja sama bidang ketahanan iklim hingga energi dengan Kota Kazan dan Moskow, negara federasi di Rusia.

“Aceh memiliki hutan tropis yang indah, satwa langka, dan pantai,” kata Tgk Malik Mahmud Al Haytar dalam keterangan yang diterima di Banda Aceh, Minggu.

Penjajakan tersebut merupakan kali kedua Wali Nanggroe Aceh ke Kazan dan Moskow, serta dalam rangka memenuhi undangan dari Presiden Republik Tatarstan dan Kantor Kepresidenan Federasi Rusia.

Wali Nanggroe Aceh diagendakan melakukan lawatan kerja ke Rusia sejak 14 hingga 24 Mei 2023.

Adapun agenda penting yang dilaksanakan Wali Nanggroe selama di Rusia yakni menjadi pembicara pada acara Climate Resilience: Russia-OIC countries dialogue, Russia  Islamic World Kazan Forum 2023, dan Round Table “Rusia-Indonesia: Prospects Economic Cooperation”

Saat menjadi pembicara pada kegiatan Climate Resilience: Russia-OIC countries dialogue, Wali Nanggroe Aceh menyatakan kesiapan Aceh untuk bekerja sama dengan Rusia dan negara-negara Islam dunia dalam upaya ketahanan iklim dan lingkungan.

Tgk Malik menyampaikan, Aceh memiliki luas wilayah lebih kurang 5,8 juta hektare dengan kawasan hutan sebanyak 3,55 juta hektare atau 23 persen dari tutupan hutan di Pulau Sumatera yaitu lebih kurang 13,9 juta hektare.

“Ini menunjukkan bahwa kawasan hutan Aceh memiliki tutupan hutan yang paling baik di Pulau Sumatera. Hutan Aceh juga memiliki empat spesies kunci dalam satu bentang ekosistem, serta memiliki potensi karbon yang diperkirakan Emission Reduction (ER) mencapai tiga ton per hektare,” ujarnya.

Tgk Malik mengatakan semua pihak yang hadir dalam forum tersebut sepakat untuk menjalin kerja sama internasional dalam menghadapi perubahan iklim.

"Kemudian, semua juga sepakat meningkatkan investasi dalam proyek-proyek kesejahteraan iklim, dan menciptakan teknologi baru  yang memenuhi persyaratan lingkungan saat ini," kata Tgk Malik.

Sementara di sisi lain, lanjut Tgk Malik, dalam lawatan ke Rusia ini dirinya juga telah menandatangani kerja sama Letter of Intent (LoI) atau surat minat kerja sama akademik bidang energi dengan Kazan State Power Enginering University (KSPPEU).

Wali menuturkan dalam agenda lainnya di sana yakni “Rusia-Indonesia: Prospects Economic Cooperation” atau prospek kerja sama ekonomi antara Rusia-Indonesia, dirinya juga membahas soal food security, tourism, health, pengembangan SDM bidang digital dan teknologi, transfer teknologi, serta pertukaran mahasiswa dan peneliti.

Dalam forum itu Wali Nanggroe Aceh menjelaskan secara detail terkait potensi yang dimiliki Aceh, dan status Aceh dalam Negara Republik Indonesia.

Tgk Malik menegaskan, Aceh adalah bagian dari Indonesia yang memiliki otonomi, maka sangat memungkinkan jika Aceh dapat melakukan bisnis dengan caranya sendiri.

Karena, otonomi telah memberikan Aceh kebebasan mengatur agenda pembangunannya sendiri dan untuk melakukan pengaturan bisnisnya dengan sebaik mungkin.

"Maka sudah sepantasnya saya bisa mewakili kepentingan Aceh di sini, hari ini, di pertemuan ini,” demikian Tgk Malik Mahmud.
 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023