Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Aceh mengharapkan pemerintah memperhatikan kesejahteraan nelayan tradisional dan dapat meminimalisasi kemiskinan terhadap masyarakat pesisir dalam hal pemanfaatan laut.

"Harapan kita benar-benar menjaga laut, kesejahteraan nelayan, keberlanjutan ekosistem untuk masyarakat dan rakyat Indonesia. Bukan untuk sekelompok pengusaha yang mengambil hasil laut, tetapi nelayan sengsara," kata Ketua DPW KNTI Aceh Azwar Anas di Banda Aceh, Kamis.

Azwar juga meminta pemerintah dapat memberikan bantuan yang berdampak positif bagi nelayan, terutama saat musim barat akibat perubahan iklim gelombang begitu besar dan angin kencang sehingga nelayan tidak dapat melaut.

"Musim barat nelayan tradisional tidak bisa menangkap ikan di wilayah 0-5 mil karena gelombang begitu besar, sedangkan nelayan yang mempunyai keberanian terpaksa menangkap mulai dari 12-30 mil," ujarnya.

Selain itu, lanjut Azwar, KNTI Aceh juga meminta program Blue Halo S yang direncanakan pemerintah untuk menjaga konservasi laut dapat memperhatikan dampak yang ditimbulkan bagi nelayan tradisional. 

Dirinya berharap pemerintah tidak mempersempit wilayah kerja nelayan dengan kebijakan atau program konservasi Blue Halo S tersebut.

"Jangan sampai ada persepsi nelayan bahwa pemerintah mengambil wilayah tangkapan. Di Aceh sendiri kawasan konservasi sudah ada sejak dulu, telah dikenal pada zaman nenek moyang bahwa ada wilayah pantang yang tidak boleh melaut di daerah tersebut," katanya. 

Dalam kesempatan ini, dirinya juga mengimbau kepada para nelayan di Aceh dapat membentuk koperasi. Langkah ini penting karena segala bantuan nelayan saat ini sudah harus melalui koperasi. 

"Koperasi ini harus benar-benar ada komitmen dari nelayan tersebut. Saya yakin apabila nelayan mau berkoperasi, nelayan akan sejahtera, mandiri, dan terdidik," kata Azwar Anas.

 

Pewarta: Nurul Hasanah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023