Banda Aceh (ANTARA) - Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) mengevakuasi seorang anak buah kapal (ABK) berbendera Panama yang juga warga negara Myanmar karena sakit di perairan Aceh.
Kepala Basarnas Banda Aceh Ibnu Harris Al Hussain di Banda Aceh, Rabu, mengatakan korban bernama Kyaw Ko Ko, laki-laki berusia 33 tahun. Korban dievakuasi dengan gejala keram perut dan diperkirakan usus buntu.
"Korban merupakan anak buah kapal tanker dengan nama Chemway Arrow berbendera Panama Liberia yang sedang berlayar dari Pelabuhan Al Jubail di Arab Saudi dengan tujuan Pelabuhan Dong Guan di China. Korban dievakuasi karena sakit dengan gejala usus buntu," katanya.
Baca juga: Tim SAR cari lima penumpang perahu terbalik di Aceh Tenggara
Ibnu Harris Al Hussain mengatakan evakuasi berawal dari laporan Kapal Chemway Arrow yang sedang berlayar menyatakan ada seorang ABK mengalami sakit. Dari hasil pemeriksaan internal, korban mengalami keram di perut.
"Diagnosa awal, diduga korban mengalami gejala usus buntu, sehingga membutuhkan penanganan medis lanjutan. Informasi tersebut kami terima melalui agen kapal pada Rabu (15/1) sekira pukul 05.20 WIB," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Berdasarkan laporan tersebut. Kantor Basarnas Banda Aceh menyiapkan tim dan menyusun rencana evakuasi korban. Selanjutnya, tim Basarnas bersama mitra kerja diberangkatkan menggunakan kapal SAR KN Kresna 232 menuju titik penjemputan.
"Titik penjemputan berada di Selat Benggala, perairan antara Pulau Aceh dengan Pulau Weh, Kota Sabang. Titik penjemputan berjarak 1,74 nautika mil dari Pelabuhan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh," kata Ibnu Harris Al Hussain menyebutkan.
Sebelum diturunkan ke KN Kresna 232, kata dia, korban menjalani pemeriksaan tim medis Kekarantinaan Kesehatan Kelas 1 Banda Aceh. Setelah dinyatakan bebas dari penyakit menular, korban pindah ke KN Kresna 232.
Selanjutnya, korban dievakuasi ke Pelabuhan Ulee Lheue. Setiba di Pelabuhan Ulee Lheue, korban langsung diturunkan dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh menggunakan ambulans untuk penanganan medis lebih lanjut
Ibnu Harris Al Hussain mengatakan selain personel Basarnas Banda Aceh, operasi SAR tersebut juga melibatkan petugas karantina kesehatan, kepolisian, imigrasi, TNI, bea cukai, serta instansi terkait lainnya.
"Dengan selesai evakuasi tersebut, maka operasi penyelamatan warga negara asing itu dihentikan dan personel yang terlibat dikembalikan ke satuan masing-masing," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Baca juga: Tim SAR evakuasi ABK warga negara Filipina di perairan Aceh Besar