Pj Bupati Aceh Tengah T Mirzuan menyatakan masih rendahnya tingkat kehadiran balita ke Posyandu menjadi salah satu kendala penanganan stunting di daerah itu.

"Untuk itu kami mengharapkan kepada para camat, kepala Puskesmas, Tim Penggerak PKK, dan Reje untuk aktif mensosialisasikan dan meningkatkan partisipasi masyarakat agar datang ke Posyandu," kata T Mirzuan dalam keterangan diterima Antara, Senin.

Pernyataan itu disampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Rembuk Stunting di Aceh Tengah.

Ia menjelaskan prevalensi stunting di Kabupaten Aceh Tengah tahun 2022 masih  sebesar 32 persen atau hanya turun sebesar 2,4 persen dari kondisi tahun 2021.


Baca juga: PNM berkomitmen tekan angka stunting di Aceh

Angka itu, lanjut dia, masih berada di atas rata-rata Provinsi Aceh yakni sebesar 31,2 persen dan rata-rata nasional sebesar 21,6 persen. 

"Angka tersebut juga masih di atas standar yang ditetapkan WHO bahwa prevalensi stunting di suatu negara tidak boleh melebihi 20 persen dan Presiden Joko Widodo juga telah menetapkan percepatan penurunan stunting pada tahun 2024 menjadi 14 persen," ujarnya. 

Mirzuan juga menegaskan agar pelaksanaan rembuk stunting dapat merumuskan langkah-langkah penting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting di daerah dapat dilakukan secara bersama-sama. 

Tentunya, dibutuhkan kerja keras secara gotong royong dari semua pihak di daerah baik pada aspek spesifik maupun pada aspek sensitif.

"Dengan memaksimalkan peran kader yang ada di kecamatan dan kampung seperti kader pembangunan manusia, kader pendamping keluarga, kader PKK, Posyandu dan lain-lain, jika dilakukan dengan komitmen yang tinggi maka stunting dapat dapat turun secara signifikan," ujarnya.

Selain itu, percepatan penanggulangan stunting juga harus difokuskan pada sasaran keluarga beresiko stunting, keluarga 1.000 hari pertama kehidupan, dan kesehatan reproduksi remaja putri. 

"Mengatasi stunting adalah bagian dari mewujudkan generasi Gayo sebagai generasi penerus kedepannya yang bisa menjadikan generasi emas pada tahun 2045," kata Mirzuan. 

Baca juga: Pemerintah Aceh maksimalkan monitoring dan evaluasi tekan stunting, begini strateginya

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023