Harga jual beras di tingkat pedagang di Pasar Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat sepanjang Juli hingga Agustus 2023 naik tajam mencapai Rp200 ribu per karung isi 15 kilogram (Kg), atau naik Rp13,4 ribu per kg dari sebelumnya sekitar Rp11 ribu hingga Rp12,5 ribu per kg.
“Naiknya memang beberapa kali, kami saja sempat bingung mau jual berapa ke konsumen,” kata Hj Raliah, seorang pedagang beras di Kompleks Pasar Bina Usaha Meulaboh, Aceh Barat, Kamis.
Ia menyebutkan, harga beras yang naik tajam tersebut seperti merek Mawar dari harga sebelumnya di kisaran Rp190 ribu per karung/sak isi 15 kilogram, naik menjadi Rp198 ribu hingga Rp200 ribu.
Baca juga: Bulog Aceh intensifkan SPHP tekan kenaikan beras
Jika dikalkulasikan per kilogram, kata dia, kenaikan beras jenis premium tersebut sejak Juli hingga Agustus 2023, yaitu berkisar antara Rp12.300, kemudian naik lagi menjadi Rp12.600 per kg, dan saat ini naik di harga Rp13.200 per kg.
Padahal harga beras premium tersebut pada bulan Juni hingga Juli 2023 lalu masih bertahan di angka Rp185.000 hingga Rp190.000 per karung isi 15 kg.
Lain halnya dengan beras jenis IR 64 lainnya yang turut mengalami kenaikan dari harga Rp190.000 per sak isi 15 kg atau Rp12.700 per kg, kini naik menjadi Rp195.000 per sak atau Rp13.000 per kg.
Sedangkan beras kampung, kata Hj Raliah, dari biasanya dijual Rp170.000 per sak isi 15 kg atau Rp11.400 per kg, kini naik menjadi Rp175.000 per sak atau sebesar Rp11.700 per kg.
Sedangkan beras program pemerintah yaitu SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) dijual di harga resmi Rp49.000 per lima kg atau Rp9.800 per kg.
Baca juga: Bulog: Realisasi SPHP di Aceh capai 24.360 ton
Hal senada juga diungkapkan oleh Aidil, seorang pedagang beras yang beroperasi di ruas Jalan Sisingamangaraja, Meulaboh, Aceh Barat, engaku kenaikan harga beras ke konsumen disesuaikan dengan harga beli yang dipasok melalui agen atau distributor.
“Kami hanya menyesuaikan harga beli, sebab naiknya harga beras ini sangat dikeluhkan oleh konsumen,” katanya pula.
Ia mengakui sebagian besar pasokan beras di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat berasal dari Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Kabupaten Pidie Aceh serta dari dalam daerah.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Barat Fauzi yang dikonfirmasi terpisah membenarkan adanya kenaikan harga jual beras di tingkat pedagang ke konsumen.
“Ada kenaikan yang bervariasi, dan naiknya harga beras ini bukan hanya di Aceh, akan tetapi di seluruh Indonesia,” katanya lagi.
Dia menyebutkan, naiknya harga beras tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti faktor alam dampak kekeringan atau El Nino, serta sejumlah faktor ekonomi lainnya.
Sebagai solusi, kata dia, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat bersama pihak terkait segera melakukan operasi pasar dan langkah lainnya guna memastikan agar ketersediaan beras di masyarakat lebih banyak, sehingga diharapkan masyarakat tetap dapat membeli kebutuhan pangan sesuai dengan kebutuhan, demikian Fauzi.
Baca juga: Bulog Aceh terima beras impor sebanyak 6.200 ton
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
“Naiknya memang beberapa kali, kami saja sempat bingung mau jual berapa ke konsumen,” kata Hj Raliah, seorang pedagang beras di Kompleks Pasar Bina Usaha Meulaboh, Aceh Barat, Kamis.
Ia menyebutkan, harga beras yang naik tajam tersebut seperti merek Mawar dari harga sebelumnya di kisaran Rp190 ribu per karung/sak isi 15 kilogram, naik menjadi Rp198 ribu hingga Rp200 ribu.
Baca juga: Bulog Aceh intensifkan SPHP tekan kenaikan beras
Jika dikalkulasikan per kilogram, kata dia, kenaikan beras jenis premium tersebut sejak Juli hingga Agustus 2023, yaitu berkisar antara Rp12.300, kemudian naik lagi menjadi Rp12.600 per kg, dan saat ini naik di harga Rp13.200 per kg.
Padahal harga beras premium tersebut pada bulan Juni hingga Juli 2023 lalu masih bertahan di angka Rp185.000 hingga Rp190.000 per karung isi 15 kg.
Lain halnya dengan beras jenis IR 64 lainnya yang turut mengalami kenaikan dari harga Rp190.000 per sak isi 15 kg atau Rp12.700 per kg, kini naik menjadi Rp195.000 per sak atau Rp13.000 per kg.
Sedangkan beras kampung, kata Hj Raliah, dari biasanya dijual Rp170.000 per sak isi 15 kg atau Rp11.400 per kg, kini naik menjadi Rp175.000 per sak atau sebesar Rp11.700 per kg.
Sedangkan beras program pemerintah yaitu SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) dijual di harga resmi Rp49.000 per lima kg atau Rp9.800 per kg.
Baca juga: Bulog: Realisasi SPHP di Aceh capai 24.360 ton
Hal senada juga diungkapkan oleh Aidil, seorang pedagang beras yang beroperasi di ruas Jalan Sisingamangaraja, Meulaboh, Aceh Barat, engaku kenaikan harga beras ke konsumen disesuaikan dengan harga beli yang dipasok melalui agen atau distributor.
“Kami hanya menyesuaikan harga beli, sebab naiknya harga beras ini sangat dikeluhkan oleh konsumen,” katanya pula.
Ia mengakui sebagian besar pasokan beras di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat berasal dari Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Kabupaten Pidie Aceh serta dari dalam daerah.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Barat Fauzi yang dikonfirmasi terpisah membenarkan adanya kenaikan harga jual beras di tingkat pedagang ke konsumen.
“Ada kenaikan yang bervariasi, dan naiknya harga beras ini bukan hanya di Aceh, akan tetapi di seluruh Indonesia,” katanya lagi.
Dia menyebutkan, naiknya harga beras tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti faktor alam dampak kekeringan atau El Nino, serta sejumlah faktor ekonomi lainnya.
Sebagai solusi, kata dia, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat bersama pihak terkait segera melakukan operasi pasar dan langkah lainnya guna memastikan agar ketersediaan beras di masyarakat lebih banyak, sehingga diharapkan masyarakat tetap dapat membeli kebutuhan pangan sesuai dengan kebutuhan, demikian Fauzi.
Baca juga: Bulog Aceh terima beras impor sebanyak 6.200 ton
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023