Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, memfokuskan penurunan stunting di 14 desa yang tersebar di sejumlah Kecamatan di daerah ini.
“Kita berharap penurunan stunting di Nagan Raya akan semakin lebih baik,” kata Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kabupaten Nagan Raya Rina Melisa di Suka Makmue, Kamis.
Hal ini ia sampaikan saat menggelar Rapat Koordinasi dan Penguatan Kader dalam Percepatan Penanganan Stunting di Bappeda Nagan Raya, Kompleks Perkantoran Suka Makmue.
Baca juga: USK luncurkan program GASEH MA cegah Stunting di Aceh Besar
Ada pun 14 desa yang menjadi lokus stunting pada tahun 2023 di antaranya di Kecamatan Kuala meliputi Desa Simpang Peut dan Ujong Fatihah, Kecamatan Seunagan meliputi Desa Rambong Rayeuk dan Kuta Sayeh.
Kecamatan Suka Makmue terdiri dari Desa Alue Gajah, Kabu Blang Sapek, Cot Peuradi, Seumambek dan di Kecamatan Seunagan Timur di Desa Mon Bateung.
Kemudian di Kecamatan Beutong terdiri di Desa Blang Baroe Rambong dan Desa Lhok Seumot, Kecamatan Kuala Pesisir meliputi Desa Kuala Trang dan Cot Rambong, serta di Kecamatan Tadu Raya difokuskan di Desa Alue Seupeung.
Rina Melisa mengatakan penurunan kasus stunting di Nagan Raya melibatkan Kader Pembangunan Manusia (KPM), Kader Keluarga Berencana (KB) dan Kader Posyandu, mempunyai tugas dan peran yang sangat penting dalam upaya percepatan penurunan stunting di tingkat desa.
"Masing-masing kader memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda, misalnya KPM salah satu tugasnya adalah sebagai koordinator data terkait stunting di gampong. Sementara Kader KB tugasnya mensosialisasi pentingnya KB di desa dan tugas Kader Posyandu salah satunya adalah terkait pelaksanaan posyandu di gampong," kata Rina.
Menurutnya, jika masing-masing kader ini bekerja secara sendiri-sendiri maka hasil yang akan didapatkan tidak sebaik jika dikerjakan secara bersinergi.
Ia mengatakan sinergi adalah saling mengisi dan melengkapi perbedaan untuk mencapai hasil lebih besar dari pada jumlah bagian per-bagian.
Rina mengharapkan, untuk para kader akan mendapatkan hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan bekerja secara sendiri-sendiri.
"Untuk terwujudnya sinergisitas pada para kader di gampong, para kader harus memiliki rasa saling mempercayai satu sama lain, kemampuan komunikasi yang baik, mampu saling menghargai, menanamkan visi misi pekerjaan dalam diri masing-masing kader serta kemampuan berkolaborasi yang baik," demikian Rina Melisa.
Baca juga: Cut Syazalisma resmi jabat Pj Bupati Aceh Selatan, ini tugas dari Gubernur Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
“Kita berharap penurunan stunting di Nagan Raya akan semakin lebih baik,” kata Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kabupaten Nagan Raya Rina Melisa di Suka Makmue, Kamis.
Hal ini ia sampaikan saat menggelar Rapat Koordinasi dan Penguatan Kader dalam Percepatan Penanganan Stunting di Bappeda Nagan Raya, Kompleks Perkantoran Suka Makmue.
Baca juga: USK luncurkan program GASEH MA cegah Stunting di Aceh Besar
Ada pun 14 desa yang menjadi lokus stunting pada tahun 2023 di antaranya di Kecamatan Kuala meliputi Desa Simpang Peut dan Ujong Fatihah, Kecamatan Seunagan meliputi Desa Rambong Rayeuk dan Kuta Sayeh.
Kecamatan Suka Makmue terdiri dari Desa Alue Gajah, Kabu Blang Sapek, Cot Peuradi, Seumambek dan di Kecamatan Seunagan Timur di Desa Mon Bateung.
Kemudian di Kecamatan Beutong terdiri di Desa Blang Baroe Rambong dan Desa Lhok Seumot, Kecamatan Kuala Pesisir meliputi Desa Kuala Trang dan Cot Rambong, serta di Kecamatan Tadu Raya difokuskan di Desa Alue Seupeung.
Rina Melisa mengatakan penurunan kasus stunting di Nagan Raya melibatkan Kader Pembangunan Manusia (KPM), Kader Keluarga Berencana (KB) dan Kader Posyandu, mempunyai tugas dan peran yang sangat penting dalam upaya percepatan penurunan stunting di tingkat desa.
"Masing-masing kader memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda, misalnya KPM salah satu tugasnya adalah sebagai koordinator data terkait stunting di gampong. Sementara Kader KB tugasnya mensosialisasi pentingnya KB di desa dan tugas Kader Posyandu salah satunya adalah terkait pelaksanaan posyandu di gampong," kata Rina.
Menurutnya, jika masing-masing kader ini bekerja secara sendiri-sendiri maka hasil yang akan didapatkan tidak sebaik jika dikerjakan secara bersinergi.
Ia mengatakan sinergi adalah saling mengisi dan melengkapi perbedaan untuk mencapai hasil lebih besar dari pada jumlah bagian per-bagian.
Rina mengharapkan, untuk para kader akan mendapatkan hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan bekerja secara sendiri-sendiri.
"Untuk terwujudnya sinergisitas pada para kader di gampong, para kader harus memiliki rasa saling mempercayai satu sama lain, kemampuan komunikasi yang baik, mampu saling menghargai, menanamkan visi misi pekerjaan dalam diri masing-masing kader serta kemampuan berkolaborasi yang baik," demikian Rina Melisa.
Baca juga: Cut Syazalisma resmi jabat Pj Bupati Aceh Selatan, ini tugas dari Gubernur Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023