Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh menyatakan provinsi tersebut mengalami deflasi sebesar 0,08 persen menyusul terjadinya penurunan indeks harga konsumen di daerah setempat pada bulan tersebut.

"Kelompok bahan makanan memberi andil besar terhadap deflasi yang tejadi di Aceh pada Februari 2017," kata Kepala BPS Aceh Wahyudin di Banda Aceh, Rabu.

Ia menjelaskan pantauan inflasi di tiga kota di Aceh yakni dua kota mengalami inflasi masing-masing Banda Aceh sebesar 0,19 persen dan Meulaboh inflasi sebesar 0,41 persen, sedangkan Lhokseumawe deflasi sebesar 0,79 persen sehingga secara agregat Aceh mengalami deflasi sebesar 0,08 persen.

Ia mengatakan deflasi yang terjadi di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu dipengaruhi oleh turunnya IHK kelompok bahan makanan sebesar 1,47 persen dan makanan jadi, minuman,rokok dan tembakau sebesar 0,003 persen.

Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,85 persen, sandang sebesar 0,72 persen, transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,56 persen.

Ada pun laju inflasi kalender Februari 2017 untuk Banda Aceh sebesar 0,47 persen, Lhokseumawe -0,54 persen, Meulaboh sebesar 1,75 persen dan provinsi sebesar 0,33 persen.

Selanjutnya inflasi Februari 2017 terhadap Februari 2016 (year on year) untuk Banda Aceh sebesar 2,97 persen, Lhokseumawe sebesar 4,88 persen, Meulaboh 4,71 persen dan Provinsi Aceh sebesar 3,76 persen.

BPS mencatat, dari 23 kota di sumatera yang dipantau harganya pada Februari 2017, sepuluh kota mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Dumai sebesar 1,12 persen dan terendah di Palembang dan Batam masing-masing sebesar 0,09 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Jambi sebesar 1,40 persen.

Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017