Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Kegiatan usaha penukaran uang (money changer) di Provinsi Aceh, prospektif jika dilihat dari pertumbuhan usaha dan faktor pendukung kegiatan usaha penukaran uang.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe Yufrizal, di Lhokseumawe Selasa mengatakan, kegiatan usaha money changer prospektif lantaran tingginya kebutuhan masyarakat terhadap jasa penukaran uang.

Kebutuhan adanya penukaran uang karena adanya aktivitas berpergian keluar negeri di antaranya untuk keperluan berobat dan juga beribadat serta melancong.

Yufrizal mengatakan bahwa kebutuhan penukaran uang yang paling banyak adalah jenis uang Ringgit Malaysia, hal itu lantaran banyak warga Aceh yang pergi berobat ke negara jiran tersebut.

"Banyaknya warga yang pergi berobat ke Penang Malaysia, juga menjadi salah satu faktor yang menjadikan tingkat kebutuhan penukaran uang juga meningkat," ungkap Yufrizal.

Selain faktor tersebut, banyaknya warga yang melakukan ibadah umrah juga menyebabkan meningkatnya intensitas penukaran mata uang asing.

"Warga yang pergi berumrah ataupun pulang umrah tentu membawa pulang uang riyal, sehingga melakukan penukaran di berbagai usaha money changer," jelas Yufrizal.

Sementara itu, usaha money changer yang resmi dan memiliki izin di wilayah BI Lhokseumawe yang membawahi 10 Kabupaten/ kota, sebanyak empat unit. Masing-masing ada di Kota Lhokseumawe, Bireun, Aceh Utara dan Kota Langsa.

Pewarta: Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017