UPTD Museum Aceh menggelar kajian sejarah dan naskah manuskrip kuno untuk mewariskan pengetahuan dan khazanah budaya kepada generasi muda Aceh.

"Kajian ini sangat penting bagi generasi muda untuk bisa memahami peradaban kebudayaan masa lalu melalui kajian naskah-naskah lama,"  kata Koordinator Kajian Sejarah dan Manuskrip Koleksi Museum Aceh Salman di Banda Aceh, Selasa.

Ia mengatakan manuskrip lama yang dikaji mulai 4-10 Desember 2023 itu antara lain naskah tasawuf karya Syamsuddin As Sumatrani, naskah Lonceng Cakra Donya, Mujarabat, Hikayat Malem Dagang, dan naskah Hikayat Prang Sabi.

Adapun naskah manuskrip lama tersebut dikaji secara filologi dan isi sejarah oleh narasumber yang merupakan sejarawan Aceh, yakni Teuku Abdullah, Nab Bahany, Nurdin Ar, Sehat Ihsan Shadiqin, Haikal Afifa, Teuku Zulkhairi, Hermansyah MTH, dan lain-lain.

"Yang dikaji saat ini hanya beberapa naskah lama yang judulnya populer di kalangan masyarakat Aceh dari ribuan koleksi manuskrip di Museum Aceh," ujarnya.

Salman menyampaikan, upaya regenerasi pengetahuan sejarah ini bukan hal baru, UPTD Museum Aceh hampir setiap tahun menggelar kajian koleksi manuskrip Museum Aceh yang selama ini dipamerkan di ruang pameran tetap maupun ruang pameran temporer.

"Kegiatan pengkajian naskah ini rutin kita laksanakan setahun untuk menganalisis isi yang terkandung di dalam manuskrip yang kita pamerkan," katanya. 

Dirinya berharap, kegiatan pengkajian sejarah dan naskah manuskrip lama ini dapat disambut antusias oleh generasi muda sehingga kegiatannya bisa dilaksanakan lebih rutin tidak hanya setahun sekali. 

"Kalau peserta antusias, kita laksanakan tidak hanya setahun sekali, tetapi juga bisa dilaksanakan sebulan sekali atau bahkan seminggu sekali untuk mengkaji naskah kuno," demikian Salman.
 

Pewarta: Nurul Hasanah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023