Banda Aceh (ANTARA) - Kalangan pengrajin tahu di Kota Banda Aceh dan sekitarnya meningkatkan produksi hingga dua kali lipat menyusul meningkatnya permintaan di awal Ramadhan 1446 Hijriah atau 2025 Masehi.
Sekretaris Asosiasi Tahu Tempe Aceh Mulizar di Banda Aceh, Minggu, mengatakan peningkatan produksi tersebut diperkirakan hingga 10 hari pertama Ramadhan. Setelah itu, produksi kembali biasa karena masyarakat lebih fokus kepada kebutuhan lebaran.
"Ada peningkatan produksi tahu hingga dua kali lipat di awal hingga 10 hari pertama Ramadhan. Selanjutnya, produksi diperkirakan normal hingga akhir Ramadhan," katanya.
Baca juga: Apa kamu tahu Hari Sejuta Kiblat pada Senin depan?
Menurut Mulizar, peningkatan produksi ini dilihat dari bahan baku. Jika di hari biasa, kebutuhan bahan baku hanya 400 hingga 500 kilogram kedelai per hari. Sedangkan di awal Ramadhan ini, kebutuhan kedelai hingga satu ton per hari. Dari bahan baku satu ton tersebut, menghasilkan 450 papan atau lempeng.
Pasokan kedelai, kata dia, didatangkan dari Medan, Sumatera Utara. Kedelai yang pasok tersebut merupakan barang impor dengan harga Rp9.800 kilogram. Harga tersebut relatif normal sejak beberapa pekan terakhir.
"Untuk produksi awal Ramadhan tahun ini, kami memasok 10 ton kedelai. Pasokan ini mencukupi untuk produksi 10 hari pertama Ramadhan," kata Mulizar yang juga pemilik usaha tahu Timbul Jaya di Kota Banda Aceh.
Menyangkut dengan harga, Mulizar menyebutkan tidak ada kenaikan, kendati permintaan tahu meningkat. Harga tahu yang dijual Rp45 per lempeng. Dalam satu lempeng ada 21 potong tahu ukuran yang biasa dijual di pasaran.
"Harga tetap seperti biasa, tidak ada kenaikan, walau permintaan meningkat. Permintaan meningkat ini biasa setiap awal bulan puasa dan kembali normal mulai pertengahan Ramadhan nanti," kata Mulizar.
Baca juga: Lima Rekomendasi Kue Lebaran Khas Aceh yang perlu Kamu Tahu