Istana diterpa isu keretakan di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Adalah ekonom senior Faisal Basri dalam sebuah acara diskusi di Jakarta baru-baru ini, menyebut sejumlah nama menteri yang berpotensi mundur dari jabatannya jelang Pilpres 2024.

Faisal Basri menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani adalah menteri yang secara moral paling siap untuk mundur dari kabinet. Selain itu, Faisal juga menyebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono siap mundur.

Menurut Faisal, menteri dari kalangan teknokrat siap mundur karena isu dukungan Presiden yang berpihak dalam Pilpres.

Lalu bagaimana tanggapan dari Istana Kepresidenan?

Baca juga: Keluar dari PDIP, Maruarar bagikan foto bertemu Jokowi
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) dan Menteri PANRB Azwar Anas (kiri) dan Mendagri Tito Karnavian menghadiri Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (9/1/2024). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nym. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)


Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menegaskan seluruh menteri di Kabinet Indonesia Maju tetap solid membantu Presiden Jokowi dalam menyelenggarakan pemerintahan hingga akhir masa jabatan.

"Seluruh menteri Kabinet Indonesia Maju tetap kompak dan solid membantu Presiden untuk memimpin penyelenggaraan pemerintahan sampai akhir masa jabatannya," ujar Ari Dwipayana dalam pesan singkat kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Terkait isu yang menyebutkan ada menteri akan mundur dari kabinet, ia meminta wartawan menanyakan kepada pihak-pihak yang melontarkan isu itu.

"Terkait isu yang sengaja dilemparkan oleh beberapa pihak bahwa ada menteri yang siap mundur atau tidak nyaman dalam pemerintahan. Tanyakan saja ke pihak-pihak yang melontarkan isu tersebut," ucap Ari.

Baca juga: Respon Jokowi tak hadir HUT PDIP, Ganjar: Urusan negara nomor satu

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta semua pihak untuk tidak membuat isu soal Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mundur dari kabinet.

"Lho, jangan suka bikin isu," kata Zulkifli usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.

Zulkifli yang juga merupakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional lantas berbicara soal pentingnya menjalankan pemilu yang gembira tanpa menjelekkan satu dengan lainnya.

"Jangan bikin isu. (tanggal) 14 Februari saja, pemilu kita lihat nanti yang damai, pemilu yang gembira, jangan saling menjelekkan satu dengan yang lain. Ini kan kompetisi antar keluarga, antar saudara," ujarnya.

Baca juga: Ganjar ditagih program kerjanya oleh Sri Mulyani, kok bisa?

Dia menekankan dalam 25 tahun penyelenggaraan pemilu sejak tahun 1999, banyak terjadi dinamika namun menurutnya hal tersebut biasa-biasa saja.

"Saya keliling daerah ke mana-mana rakyat itu guyub, akur, ada yang milih A, ada yang milih B, walaupun yang banyak (pemilih) Pak Prabowo ya, tapi nggak ada masalah, nggak ada yang marah-marah, nggak ada yang ngejek satu dengan yang lain, akur, rukun, guyub," jelasnya.

Saat ditanya mengapa Sri Mulyani tidak hadir dalam rapat terbatas, Zulkifli meminta wartawan tidak membahas hal tersebut, karena menurutnya tidak ada persoalan apapun.

"Nggak usah dibahas, orang nggak ada apa-apa kok dibahas," kata dia.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani targetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia maksimal 5,7 persen pada 2024

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024