Bagi sejumlah wisatawan Malaysia, salah alasan mereka untuk mengunjungi Provinsi Aceh adalah ingin merasakan sensasi nikmatnya kopi aceh yang terkenal secara langsung di warung kopi (warkop) lokal.

Karena itu, mengunjungi warkop yang masih menyajikan kopi secara tradisional atau kopi saring, selalu masuk dalam daftar perjalanan wisatawan negeri jiran saat mereka datang ke provinsi paling barat Indonesia itu.

"Kopi, salah satu di kedai kopi, nak (ingin) merasakan kopi langsung yang kita dengar dari luar, kopi Aceh ini berkualitas tinggi," kata Jauhari Abdullah, seorang wisatawan Malaysia saat ditemui ANTARA di Warkop Budi, Kota Banda Aceh, Selasa.

Baca juga: Pj Bupati Aceh Tengah: Kopi gayo kebanyakan masih dijual green bean

Meski kopi aceh juga ada di Malaysia, lanjutnya, tetapi rasanya berbeda karena disana sudah dalam kemasan saset. Sedangkan, yang sudah disajikan di sana juga kurang nikmat karena telah dicampur dengan bahan lainnya.

Selain itu, harga kopi aceh yang sudah diproses di Malaysia juga mahal. Segelas kopi disana dihargai 5 sampai 16 ringgit atau setara Rp16.500 hingga Rp52 ribu (1 RM = Rp3.300).

"Tidak ada kopi macam di sini, saya tengok ada yang dicampur juga, dan dia kopi lokal. Memang terbaik lah," ujar wisatawan asal Kuala Kedah ini.
 
Arsip. Pelayan warung kopi Solong menyiapkan kopi robusta dan sanger untuk pengunjung di kawasan Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Senin (9/10/2023). Warung kopi Solong didirikan pada 1974 oleh Muhammad Saman atau akrab disapa Abu Solong dan kini dikelola generasi kedua dengan tetap menyajikan kopi robusta khas Aceh secara tradisional untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. ANTARA FOTO/Khalis Surry/aww.
 

Karena itu, mereka ingin menikmati kopi Aceh langsung di warkop Aceh, dan mereka mengaku puas merasakan kopi di warung seperti ini.

"Ini minum di warung kopi langsung seperti ini, enak sekali, terbaik lahh, dan sangat padu (padat)," katanya.

Jauhari menambahkan, mereka sudah beberapa hari berada di Aceh, mengunjungi tempat bersejarah seperti Museum, situs-situs tsunami, ke Masjid Raya Baiturrahman dan juga berziarah.

"Kita di Banda Aceh ini sudah juga ke tempat sejarah raja Aceh Sultan Iskandar Muda, dan kita mau ke kapal di atas rumah (situs tsunami)," ujar Jauhari Abdullah.

Baca juga: Kemenag wakaf 2.000 batang kopi di lahan madrasah di Aceh Tengah
 
Arsip.Seorang pekerja di warung kopi Solong menyaring kopi untuk disajikan kepada pengunjung di kawasan Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Senin (9/10/2023). Warung kopi Solong didirikan pada 1974 oleh Muhammad Saman atau akrab disapa Abu Solong dan kini dikelola generasi kedua dengan tetap menyajikan kopi robusta khas Aceh secara tradisional untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. ANTARA FOTO/Khalis Surry/aww.


Sementara itu, tour guide para wisatawan Malaysia ini, Yusrizal mengatakan bahwa para wisatawan ini memang ingin merasakan kopi Aceh, karena itu ia membawa tamunya untuk menyicipi kopi robusta di warkop yang menurutnya racikan terbaik.

"Saya bawa ke sini (Warkop Budi) karena memang mereka mau minum kopi langsung, dan ini wajib bagi mereka, dan mereka sangat suka kopi Aceh," demikian Yusrizal.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Perwakilan Aceh mencatat bahwa Aceh memang paling banyak dikunjungi wisatawan Malaysia setiap bulannya.

Di mana, berdasarkan data terakhir BPS pada November 2023, Aceh dikunjungi sebanyak 2.611 wisatawan asing, dan didominasi pelancong asal negeri Jiran Malaysia mencapai 2.137 orang. Kondisi yang sama berlaku setiap bulannya.

Baca juga: BI Aceh prioritaskan pengembangan UMKM orientasi ekspor dan pangan

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024