Akademisi Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Chenny Seftarita, menyebutkan investasi emas menjadi pilihan yang paling aman bagi masyarakat di tengah ketidakpastian kondisi politik dan ekonomi global.
"Pada kondisi yang tidak pasti (uncertainty) seperti saat ini, tentu investasi emas adalah pilihan yang paling aman," kata Chenny Seftarita, di Banda Aceh, Minggu.
Koordinator Program Studi Ekonomi Pembangunan di USK itu menjelaskan, tren menguatnya harga emas dunia saat ini disebabkan oleh ketidakpastian kondisi politik dan ekonomi global.
Baca juga: Harga emas di Banda Aceh tembus Rp3,45 juta per mayam saat Ramadhan
Ketidakpastian ini, kata dia, menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap emas sebagai alternatif investasi yang aman.
"Ketidakpastian menyebabkan investor beralih berinvestasi emas dibandingkan dengan investasi portofolio seperti saham yang resikonya lebih tinggi. Meningkatnya permintaan emas tersebut kemudian menyebabkan harga emas naik," ujarnya.
Di Aceh, per hari Sabtu 27 April 2024, harga emas mencapai rekor tertinggi yaitu mencapai Rp3,8 juta per mayam (belum termasuk ongkos). Harga tersebut mengalami fluktuasi yang mana beberapa hari sebelumnya sempat sedikit mengalami penurunan.
Di samping itu, menurut dia, melemahnya nilai tukar rupiah saat ini yaitu rata-rata kisaran Rp16 ribu per dolar menjadikan investasi emas lebih menguntungkan dibandingkan pilihan investasi lainnya.
Alasannya, melemahnya rupiah mengindikasikan ekonomi tidak sedang baik-baik saja bahkan menyebabkan inflasi meningkat, dilihat dari imported inflation dan cost push inflation.
"Investasi emas juga cukup menguntungkan di tengah potensi inflasi yang akan meningkat ke depan," katanya.
Chenny juga mengungkapkan, apabila nilai rupiah terus melemah, dampak secara psikologis investor asing akan melakukan pelarian modal (capital outflow) dari Indonesia ke negara yang lebih menguntungkan. Apalagi, saat ini USA masih menjanjikan dengan ditundanya peningkatan suku bunga The Fed.
"Jika USA merealisasikan kenaikan suku bunga The Fed, maka ada peluang menurunnya permintaan investasi saham dan obligasi di USA, investor akan mengalihkan investasinya di emas dan atau di pasar keuangan di luar USA yang dinilai menjanjikan," ujarnya.
Untuk itu, ia menyarankan masyarakat yang ingin berinvestasi emas sebagai tabungan jangka panjang, dapat melakukannya ketika harga emas mengalami penurunan di pasaran.
"Mengingat kita mengharapkan selisih jual dan beli yang menguntungkan di kemudian hari," demikian Chenny Seftarita.
Baca juga: Cuan, Harga emas Antam hari ini naik Rp7.000 per gram
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Pada kondisi yang tidak pasti (uncertainty) seperti saat ini, tentu investasi emas adalah pilihan yang paling aman," kata Chenny Seftarita, di Banda Aceh, Minggu.
Koordinator Program Studi Ekonomi Pembangunan di USK itu menjelaskan, tren menguatnya harga emas dunia saat ini disebabkan oleh ketidakpastian kondisi politik dan ekonomi global.
Baca juga: Harga emas di Banda Aceh tembus Rp3,45 juta per mayam saat Ramadhan
Ketidakpastian ini, kata dia, menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap emas sebagai alternatif investasi yang aman.
"Ketidakpastian menyebabkan investor beralih berinvestasi emas dibandingkan dengan investasi portofolio seperti saham yang resikonya lebih tinggi. Meningkatnya permintaan emas tersebut kemudian menyebabkan harga emas naik," ujarnya.
Di Aceh, per hari Sabtu 27 April 2024, harga emas mencapai rekor tertinggi yaitu mencapai Rp3,8 juta per mayam (belum termasuk ongkos). Harga tersebut mengalami fluktuasi yang mana beberapa hari sebelumnya sempat sedikit mengalami penurunan.
Di samping itu, menurut dia, melemahnya nilai tukar rupiah saat ini yaitu rata-rata kisaran Rp16 ribu per dolar menjadikan investasi emas lebih menguntungkan dibandingkan pilihan investasi lainnya.
Alasannya, melemahnya rupiah mengindikasikan ekonomi tidak sedang baik-baik saja bahkan menyebabkan inflasi meningkat, dilihat dari imported inflation dan cost push inflation.
"Investasi emas juga cukup menguntungkan di tengah potensi inflasi yang akan meningkat ke depan," katanya.
Chenny juga mengungkapkan, apabila nilai rupiah terus melemah, dampak secara psikologis investor asing akan melakukan pelarian modal (capital outflow) dari Indonesia ke negara yang lebih menguntungkan. Apalagi, saat ini USA masih menjanjikan dengan ditundanya peningkatan suku bunga The Fed.
"Jika USA merealisasikan kenaikan suku bunga The Fed, maka ada peluang menurunnya permintaan investasi saham dan obligasi di USA, investor akan mengalihkan investasinya di emas dan atau di pasar keuangan di luar USA yang dinilai menjanjikan," ujarnya.
Untuk itu, ia menyarankan masyarakat yang ingin berinvestasi emas sebagai tabungan jangka panjang, dapat melakukannya ketika harga emas mengalami penurunan di pasaran.
"Mengingat kita mengharapkan selisih jual dan beli yang menguntungkan di kemudian hari," demikian Chenny Seftarita.
Baca juga: Cuan, Harga emas Antam hari ini naik Rp7.000 per gram
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024