Sabang (ANTARA Aceh) - Badan Meteriologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, suhu udara di Kota Sabang, Aceh dan sekitarnya terasa panas atau gerah, sehingga masyarakat agar menjaga stamina dan kesehatan.

"Menyikapi suhu udara terasa panas diimbau kepada masyarakat sekitar untuk tetap menjaga stamina dan kesehatannya," kata Kepala Stasiun  Meteorologi Cut Bau, Maimun Saleh, Sabang Siswanto, Jumat.

Menurutnya, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan 1438 Hijriah atau menjelang lebaran Idul Fitri kondisi udara di Sabang dan sekitaranya terasa gerah.

Siswanto menyampaikan, kondisi ini bukan suatu keadaan yang diluar kebiasaannya, karena secara siklus dari pergerakan matahari akan selalu mengalami pergerakan semu.

Stasiun Meteorologi, Sabang juga menjelaskan, berdasarkan siklus gerak semu matahari saat ini posisi matahari bergerak dari daerah equator/katulistiwa menuju daerah Belahan Bumi Utara (BBU).

Wilayah kepulauan paling ujung barat Indonesia dan sekitarnya secara astronomi berada di sebelah utara katulistiwa dan secara umum kondisi suhu udara yang tinggi pada saat ini bisa diakibatkan oleh jumlah tutupan awan yang sedikit atau kurangnya pertumbuhan awan konvektif.

"Kondisi tersebut dipicu oleh kelembapan udara di bawah 90 persen dan suhu udara yang mencapai 33 derajat celcius dimana keadaan ini mengindikasikan bahwa kandungan masa uap air yang terkandung di udara kurang," sebutnya.

Ia menjelaskan, jika dianalisa berdasarkan data pola pergerakan angin, pada saat ini terjadi pergerakan masa udara yang bersifat kering dari wilayah Australia menuju Asia yang melewati wilayah Indonesia, termasuk wilayah Sabang dan sekitarnya.

Menurutnya, menjelang periode pada bulan Juni-Juli-Agustus di wilayah Indonesia khususnya Belahan Bumi Utara (BBU) sedang bertiup angin monsun barat daya.

Akibat adanya tiupan angin monsun Barat Daya maka udara dari Australia akan bergerak melewati Samudera Hindia dan melewati Wilayah Indonesia khususnya Sabang.

Kemudian, dilihat dari data atmosfer secara regional saat ini kondisi anomali suhu muka laut (SST) berada pada posisi netral hingga anomali negatif, yang mengindikasikan penguapan yang terjadi tidak signifikan atau sedikit
  Sedangkan berdasarkan analisa data atmosfer secara global menunjukkan bahwa nilai indek Dipole mode (IDM) pada bulan Juni hingga November di prakirakan BMKG normal (Prakiraan di update setiap 1x dasarian).

Lebih lanjut Stasiun Meteorologi, Sabang menjelaskan, kondisi IDM normal juga mengindikasikan adanya penambahan/pengurangan masa uap air dari Samudera Hindia bagian barat ke wilayah Indonesia tidak signifikan.


Pewarta: Irman Yusuf

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017