Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri Dan Kerjasama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, serangan Israel kepada umat Islam yang melaksanakan ibadah di Masjid Al Aqsa di Palestina mengandung motif kebencian terhadap Islam (Islamofobia).
"Memperhatikan pola serangan Israel yang diarahkan kepada umat Islam yang akan dan sedang melaksanakan ibadah di Masjid Al Aqsa, maka tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa serangan Israel itu juga mengandung motif kebencian terhadap Islam dan umat Islam (Islamofobia)," ujar Prof Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan ada kombinasi sistemik zionisme, rasisme, Islamofobia dan imperialisme yang didukung oleh Amerikanisme-imperialistik di balik serangan Israel.
"Ini sungguh sangat membahayakan bagi siapapun di belahan dunia ini. Karena itu, ini adalah musuh kita bersama, musuh kemanusiaan," kata Prof Sudarnoto.
Baca juga: Lima siswa yang bercanda soal Palestina sambil makan ayam meminta maaf
Sudarnoto mengatakan teroris rezim zionis Israel memang sudah sangat keterlaluan dan semakin nyata tidak akan pernah mendengar dan mengikuti hukum internasional.
"Serta catatan catatan penting ICJ (Mahkamah Internasional), langkah ICC (Mahkamah Pidana Internasional) dan juga kesepakatan dan resolusi PBB apapun," kata Sudarnoto.
Ia mengatakan proposal terakhir untuk gencatan senjata permanen juga tidak didengar dan diindahkan oleh Israel sehingga tidak ada jaminan sama sekali atas keselamatan warga Palestina baik di Gaza maupun Tepi Barat.
"Gangguan, serangan Dan genosida terus dilakukan dengan jumlah korban yang terus bertambah," ujar Prof Sudarnoto.
Baca juga: Tidak semua perusahaan lokal bebas dari afiliasi Israel, Indofood dan Kopi Kenangan termasuk?
Ia mengatakan berbagai serangan Israel ini harus dihentikan segera secara efektif melalui langkah militer untuk melengkapi langkah-langkah politik, diplomasi, boikot ekonomi, kemanusiaan dan tekanan publik yang selama ini sudah dan terus dilakukan.
"Beberapa negara anggota OKI yang selama ini terus speak up (angkat bicara) secara tegas soal kekejaman Israel ini, diharapkan segera bisa melakukan kordinasi membuat Aliansi melawan Israel," kata Sudarnoto.
Sebelumnya, Kantor berita Palestina WAFA melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel menyerang jemaah pada Minggu pagi dalam perjalanan mereka menuju Masjid Al Aqsa, serta saat mereka meninggalkan masjid dan mencegah puluhan lainnya masuk untuk shalat Id.
“Pada dini hari, pasukan pendudukan memasuki halaman Masjid Al Aqsa, memeriksa identitas jamaah, menghalangi pergerakan mereka, dan mencegah banyak pemuda masuk sehingga memaksa mereka untuk shalat di luar pintu masjid,” tambah laporan itu.
Baca juga: Harvard tahan 13 gelar mahasiswa pro Palestina, ratusan "walkout" saat wisuda
Sementara itu, ribuan warga Palestina melaksanakan shalat Idul Adha di Masjid Ibrahimi di Hebron, bagian selatan Tepi Barat yang diduduki, meskipun ada pembatasan keamanan yang diberlakukan oleh tentara Israel terhadap masuknya jamaah.
Kepala Departemen Wakaf Hebron, Ghassan Al-Rajabi, mengatakan kepada Anadolu bahwa "langkah-langkah yang diambil oleh pendudukan pada Idul Adha bertujuan untuk mencegah akses warga Palestina ke tempat-tempat suci, khususnya Masjid Ibrahimi."
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: MUI: Serangan Israel saat shalat Idul Adha bukti Islamofobia
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Memperhatikan pola serangan Israel yang diarahkan kepada umat Islam yang akan dan sedang melaksanakan ibadah di Masjid Al Aqsa, maka tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa serangan Israel itu juga mengandung motif kebencian terhadap Islam dan umat Islam (Islamofobia)," ujar Prof Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan ada kombinasi sistemik zionisme, rasisme, Islamofobia dan imperialisme yang didukung oleh Amerikanisme-imperialistik di balik serangan Israel.
"Ini sungguh sangat membahayakan bagi siapapun di belahan dunia ini. Karena itu, ini adalah musuh kita bersama, musuh kemanusiaan," kata Prof Sudarnoto.
Baca juga: Lima siswa yang bercanda soal Palestina sambil makan ayam meminta maaf
Sudarnoto mengatakan teroris rezim zionis Israel memang sudah sangat keterlaluan dan semakin nyata tidak akan pernah mendengar dan mengikuti hukum internasional.
"Serta catatan catatan penting ICJ (Mahkamah Internasional), langkah ICC (Mahkamah Pidana Internasional) dan juga kesepakatan dan resolusi PBB apapun," kata Sudarnoto.
Ia mengatakan proposal terakhir untuk gencatan senjata permanen juga tidak didengar dan diindahkan oleh Israel sehingga tidak ada jaminan sama sekali atas keselamatan warga Palestina baik di Gaza maupun Tepi Barat.
"Gangguan, serangan Dan genosida terus dilakukan dengan jumlah korban yang terus bertambah," ujar Prof Sudarnoto.
Baca juga: Tidak semua perusahaan lokal bebas dari afiliasi Israel, Indofood dan Kopi Kenangan termasuk?
Ia mengatakan berbagai serangan Israel ini harus dihentikan segera secara efektif melalui langkah militer untuk melengkapi langkah-langkah politik, diplomasi, boikot ekonomi, kemanusiaan dan tekanan publik yang selama ini sudah dan terus dilakukan.
"Beberapa negara anggota OKI yang selama ini terus speak up (angkat bicara) secara tegas soal kekejaman Israel ini, diharapkan segera bisa melakukan kordinasi membuat Aliansi melawan Israel," kata Sudarnoto.
Sebelumnya, Kantor berita Palestina WAFA melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel menyerang jemaah pada Minggu pagi dalam perjalanan mereka menuju Masjid Al Aqsa, serta saat mereka meninggalkan masjid dan mencegah puluhan lainnya masuk untuk shalat Id.
“Pada dini hari, pasukan pendudukan memasuki halaman Masjid Al Aqsa, memeriksa identitas jamaah, menghalangi pergerakan mereka, dan mencegah banyak pemuda masuk sehingga memaksa mereka untuk shalat di luar pintu masjid,” tambah laporan itu.
Baca juga: Harvard tahan 13 gelar mahasiswa pro Palestina, ratusan "walkout" saat wisuda
Sementara itu, ribuan warga Palestina melaksanakan shalat Idul Adha di Masjid Ibrahimi di Hebron, bagian selatan Tepi Barat yang diduduki, meskipun ada pembatasan keamanan yang diberlakukan oleh tentara Israel terhadap masuknya jamaah.
Kepala Departemen Wakaf Hebron, Ghassan Al-Rajabi, mengatakan kepada Anadolu bahwa "langkah-langkah yang diambil oleh pendudukan pada Idul Adha bertujuan untuk mencegah akses warga Palestina ke tempat-tempat suci, khususnya Masjid Ibrahimi."
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: MUI: Serangan Israel saat shalat Idul Adha bukti Islamofobia
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024